Mohon tunggu...
Sutisna Sutisna
Sutisna Sutisna Mohon Tunggu... -

Asal dari bumi Galuh bagian selatan, sekarang kerja sebagai penjual tempe eceran di Swedia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kedua Orang Tuaku Bule tapi Aku.....?

15 Mei 2011   14:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:39 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Diam2 si empunya warung itu menyimak apa yang mereka bicarakan dan bertanyalah dia, "Bapak lagi cari seseorang yah?" Betul, kami sudah setengah hari mencari alamat ini dan nama seseorang yang sedang di cari oleh anaknya,barang kali bapak tahu? Kalau tidak salah nama itu tinggal di tempat sebelah sanah tapi tidak bisa naik mobil harus jalan kaki menelusuri jalan setapak pinggir kali itu." terima kasih kita mau langsung kesana." Jawab temanku sambil membayar kopi.

Memang rumah itu agak sedikit jauh tapi cukup lumayan besar dan rapi serta bersih. Temanku mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Tak lama keluar lelaki separuh tua membalas salam dan bertanya apa dan siapa, tak lama kemudia keluar anak laki2 muda mengikuti ayahnya. Spontan tersentaklah Andreas melihat orang yang tidak dikenal tapi wajah yang serupa, tinggi badan hampir sama namun bahasa yang berbeda. mereka menerangkan maksud dan tujuan untuk mencari sebuah nama apakah betul nama itu bapak ini?

Sebelum menjawab dia mempersilahkan untuk masuk dan duduk di ruang tamu. Terlihat di luar sudah banyak terkumpul tetangga yang mereka tidak tahu siapa yang mengundang, maklum ada bule masuk kampung sudah pasti berita tersebar dengan cepat.

Dengan tangan bergetar Andreas mengeluarkan secarik kertas berupa dokumen yang dia punya bercerita dengan di bantu pemandu untuk menterjemahkan bahasa inggris apa yang sedang di cari. Selama 23 tahun baru kali ini dia menginjakan kaki di Indonesia, semenjak mamasuki usia dewasa dia selalu berpikir asal usul kelahiran dia, tak henti-hentinya dia berpikir siapa orang tua yang telah melahirkan dia.

Dengan maencucurkan airmata si bapak tua itu merangkul dan memeluk Andreas sekeras-kerasnya. "Kau anaku sudah dewasa bapak dan ibumu telah menanggung dosa yang besar telah menelantarkan Mu, semua yang engkau cari, semua yang yang engkau impikan bapak adalah orangtuamu namu kali ini ibumu tidak ada dirumah, sudah dua tahu dia bekerja di Saudi Arabia sebagai TKW untuk membiayai adek2mu. Bapak dam ibumu bukan tidak sayang padamu tapi kala itu pernikahan dan cinta bapak tidak di restui oleh kakekmu, kami melarikan diri ke Jakarta untuk menghindari gunjingan2 dari keluarga. Bapak belum sempat memberikan nama sama kamu, dengan perasaan yang sangat berat bayi yang masih merah baru di lahirkan kami serahkan kepada panti asuhan, sebagai tanda kasih sayang kepadamu, kami hanya bisa memberikan secarik tulisan nama dan alamat ibu."

Tangis kebahagiaan tak bisa terbendung, suanana kampung menjadi hangat dengan kejadian yang sangat langka itu. "Semua keluaga sekarang sudah memaafkan apa yang telah terjadi, Kau adalah anaku dan adek2 mu sudah gede. satu laki dan satu perempuan.

Tak terasa jam sudah menunjukan jam 10 malam, Andreas belum begitu kuat untuk menerima kebahagiaan itu dan akhirnya mereka berempat pulang kehotel dan esoh hari keluarga mereka datang ke Pangandaran.

Dua hari kemudian tinggalah dia dengan pacarnya di rumah orang tua dia dalam berkomunikasi di bantu oleh seseorang yang bisa berbahasa inggris yang kebetulan dia juga saya kenal.

Semenjak itu dia merasakan sebagai jiwa seorang Indonesia dan kami sering ketemu di waktu acara di KBRI.

Catatan: Sebuah kisah nyata yang bagiku sangat bermanfaat, Cinta antara anak dan orang tua sangat kuat meskipun terhalang lautan dan belahan bumi.

"Darah lebih kental daripada air dan tidak ada bekas anak atau bekas orang tua"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun