Mohon tunggu...
Muhib Albuwaity
Muhib Albuwaity Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Coretan Albuwaity

Menulislah maka kamu ada

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merona Tinta Pena

26 Desember 2021   05:31 Diperbarui: 26 Desember 2021   05:35 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jajar huruf berbaris merangkai kata, satu dan urutan selanjutnya menyampaikan makna. Bulat pepat titik memisahkan satu untaian makna dan suasana rangkai barisan kata. Bagi pelihat hanya sunyi semata, nun nampak rapi nan elok rupa barisannya. Lain bagi mereka yang turut bersorak dan melantunkan kebahagiaan jajar kalimat teruntai tersebut.


Sederhana, gores tinta basah berjalam merangkai bentuk huruf per huruf menjadi kata hingga terangkai kalimat indah. Hembus angin menyerbak kesunyian rangkaian, membunyikan derap kata per kata. Gesekan dedauan mengiringi hembusan tiap pepat titik pemisah menuju rangkaian selanjutnya. Rona langit senja menggetarkan jiwa sunyi pembaca, satu per satu untaian terekam sempurna.


Sejenak langkah rangkaian berderap ditempat, mencoba menyusuri ingatan indah yang terlalui di ruang masa kenang. Dia pemimpin rangkaian ini dan betul sejengkal perjalanannya adalah rona terindah dalam rentang kehidupannya. MEJIKUHIBINIU, pelajaran masa kanak yang lekat penuh bahagia hingga terawat sampai merangkai rona tinta pena beruntai kata-kata.

Tau kah? Kepada siapa dan untuk apa hendak rangkaian kata ini memesonakan eloknya?.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun