Kesibukan memenuhi kebutuhan materi secara maksimal membuat mereka abai pada perilaku dan moral anak. Yang penting kebutuhan sehari-hari anak mereka terpenuhi, dan tidak berpacaran terlalu berlebihan sudah cukup bagi mereka. Padahal setiap hal yang berlebihan selalu diawali dengan sesuatu yang kecil terlebih dahulu.
Tentu tak semua orang tua memiliki pemahaman seperti dia atas. Dan kita tak bisa menyalahkan ketertarikan anak-anak tersebut pada lawan jenis. Namun, mengarahkan energi ketertarikan tersebut dengan hal yang positif dan tidak menyalahi aturan sekolah dan agama adalah suatu keharusan. Satu pemikiran yang salah mungkin saja bisa menular pada yang lain. Dan meski tugas kami sebagai peserta didik adalah terus berusaha meluruskan pemikiran yang salah tersebut, tapi tugas kami terbatas ketika anak tersebut berada di lingkungan sekolah.
Oleh sebab itu, sangat diperlukan adanya sinergi dan keselarasan pola didik antara pihak sekolah dan para orang tua peserta didik dalam membentuk pola pikir dan sikap anak agar tidak menjadi dua kutub yang saling berseberangan di mata si anak.
Pihak sekolah memiliki kewajiban untuk merangkul pemangku kepentingan, dalam hal ini adalah orang tua siswa, untuk berinteraksi dan berkolaborasi demi masa depan anak-anak itu. Jika para prang tua siswa tersebut kurang memiliki pengetahuan tentang bagaimana pola asuh bagi anak yang baik dan benar, maka sangat perlu untuk pihak sekolah memfasilitasi para orang tua dengan memberikan bimbingan terkait program parenting yang nantinya bisa mereka terapkan pada kehidupan sehari-hari ketika berinteraksi dan memberi nasehat yang baik bagi anak mereka.
Mungkin akan terasa sulit dan tidak semudah membalik telapak tangan. Namun memiliki harapan yang baik dan memberikan tindakan nyata demi kebaikan anak-anak yang merupakan masa depan bangsa ini merupakan satu kewajiban, tak hanya bagi para guru, tapi juga para orang tua.
Akhirnya, berdoa dan berusaha adalah satu-satunya jalan yang harus kita lalui bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H