Mohon tunggu...
bilhaq
bilhaq Mohon Tunggu... Guru - Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung

prodi MPI Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wujudkan Kepemimpinan Transformasional Lembaga Pendidikan dengan Pendekatan BAGJA

30 Oktober 2024   11:00 Diperbarui: 30 Oktober 2024   11:05 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

oleh :

Ayi M. Sirojudin, kelasasj@gmail.com (Mahasiswa Pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung)

"Kita mengalami kegagalan dalam mengatasi tantangan  zaman, itu dikarenakan kita buta terhadap dimensi kepemimpinan dan perubahan transformasional yang lebih dalam"(Scahrmer dalam Modul Pendidikan Berbasis Kasih Sayang CGP Jabar: 2024)

Perubahan transformasional merupakan proses perubahan fundamental dalam struktur, sosial, budaya, praktik, untuk mencapai satu tujuan. Dalam dunia pendidikan, perubahan transformasional berarti usaha untuk menciptakan satu lembaga pendidikan yang lebih adaptif, inovatif, dan responsif terhadap segala perubahan sosial maupun budaya yang terjadi saat ini. Konsep ini telah memaksa para pemangku kebijakan dalam dunia pendidikan dari mulai pimpinan tertinggi, pimpinan sekolah, guru, untuk merubah paradigma berpikir dalam mengatur dan mengelola Lembaga pendidikannya secara konprehensif dan berkelanjutan, supaya dunia pendidikan ini senantiasa sesuai dengan konteks dan kebutuhan zaman.

Paradigma yang dimaksud adalah sebuah paradigma berpikir tentang bagaimana mengelola pendidikan ini, tidak hanya terbatas pada kerangka perbaikan operasional atau peningkatan kinerja harian, tetapi lebih pada perubahan mendalam berkaitan dengan cara kerja, metode pengajaran, dan budaya sekolah secara kolaboratif dan positif. Seorang pakar manajemen pendidikan Michael Fullan (2002) menjelaskan bahwa tujuan kepemimpinan tranformasional adalah sebuah untuk menciptakan kondisi di mana seluruh komponen lembaga pendidikan dapat saling mendukung atau berkolaborasi dalam mencapai tujuan jangka panjang yang lebih besar, yaitu pembelajaran yang relevan, sesuai dengan kontek zaman, dan berkualitas tinggi.

Menyadari akan hal tersebut di atas, Kemendikbudristek pada era presiden Jokowi yang dikomandoi oleh Nadim Makarim, membuat beberapa terobosan dan perubahan di dunia pendidikan -- terlepas dari beberapa kontroversi yang ada --,   salah satunya yang paling fenomenal adalah perubahan kurikulum, yang dikenal dengan istilah kurikulum merdeka.

Kebijakan penerapan kurikulum merdeka ini adalah salah satu jawaban pemerintah terhadap pentingnya menerapkan gaya kepemimpinan transformasional bagi para kepala sekolah maupun guru. Fokus utama kurikulum merdeka yang penulis pahami adalah bagaimana merubah pola pembelajaran yang semula teacher centred menjadi pembelajaran yang lebih berpusat pada murid, suatu system pembelajaran yang menekankan pentingnya seorang pemimpin lembaga pendidikan atau guru memahami keberagaman dan keunikan setiap individu.  

Selain perubahan kurikulum, penggunaan teknologi dan inovasi pun menjadi bagian perubahan transformatif yang tidak dapat dihindari oleh para penyelenggara pendidikan. Pandemi Covid-19 adalah awal mula terjadinya perubahan signifikan dalam pembelajaran berbasis teknologi dan informasi ini. Berbagai inovasi dan kreatifitas pembelajaran mulai tumbuh dan berkembang dikalangan para pendidik, mereka dipaksa untuk beradaptasi dengan kondisi yang ada agar pembelajaran tetap berjalan dengan baik.

Penggunaan teknologi dalam pembelajaran telah memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar lebih fleksibel, aksesibilitas lebih baik, serta penyampaian materi yang lebih menarik dan kontekstual. Dalam penelitian Fullan & Langworthy (2014), menunjukkan bahwa integrasi teknologi dapat memotivasi hasil belajar murid yang lebih baik, terutama ketika teknologi digunakan untuk memperkaya pengalaman belajar murid.

Untuk mensikapi berbagai perubahan yang ada, maka dibutuhkan sosok kepemimpinan transformasional agar perubahan yang terjadi dapat diterima secara positif oleh semua pihak. Scharmer (2024) mengatakan "Kita mengalami kegagalan dalam mengatasi tantangan zaman, dikarenakan kita buta terhadap dimensi kepemimpinan dan perubahan transformasional yang lebih dalam". (Modul CGP Jabar: 2024)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun