Mohon tunggu...
Albi Abdullah
Albi Abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Ex Philosophia Claritas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hey, Hidup Hanya Numpang Ketawa: Belajar dari Jason Ranti dan Heraclitus

4 Juni 2020   06:52 Diperbarui: 4 Juni 2020   06:58 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengejutkan bukan? Hidup bergerak penuh perubahan dan pertentangan. Jadi marilah kita tertawakan. Seandainya saya tidak bisa menertawakan kegagalan yang dialami, depresi dan berbagai penyakit psikis lainnya akan datang menghantui, bahkan bunuh diri!.

Ungkapan bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda, setelah kegagalan pasti Tuhan menciptakan rencana yang lebih baik, adalah ungkapan yang bukan omong kosong bila kita memakai perspektif harmoni dan oposisi.

Perubahan dan pertentangan merupakan hal yang niscaya, bahkan sebagian besar hidup manusia didominasi olehnya. Dari perubahan dan pertentangan itulah muncul beragam masalah yang menimpa manusia. Kebebasan mutlak ada pada diri kita tentang bagaimana kita akan menyikapinya. 

Apakah dengan dipenuhi rasa kecewa? Atau dengan menertawakannya? Kecewa memang bukan hal yang terlarang, perasaan wajar sebagai manusia, hanya saja jangan sampai terpenjara olehnya. Menertawai masalah bukan berarti meremehkan, tetapi upaya mengatasi rasa sedih, mengatasi rasa kecewa, dan mencoba melihat makna dibaliknya.

Jika hidup ini penuh perubahan dan pertentangan yang menjadi penyebab masalah manusia dan kita memilih tertawa untuk menyikapinya, jadi apakah benar hidup hanya numpang ketawa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun