Mohon tunggu...
Albert Wijaya
Albert Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - starstuff pondering the stars

starstuff pondering the stars

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mukjizat di Abad ke-21: Berjalan di atas Bumi

3 Agustus 2021   23:12 Diperbarui: 3 Agustus 2021   23:22 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source of image : https://www.robbinsptwest.com/

Bagi kita orang Indonesia yang mayoritas adalah umat beragama, kata "mukjizat" bukanlah kata yang asing di telinga kita. Sedari kecil, kita mungkin sudah sering membaca atau mendengar kata "mukjizat" dari kisah-kisah kitab suci. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mukjizat diartikan sebagai "kejadian (peristiwa) ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia". 

Dalam berbagai tradisi agama seringkali mukjizat terjadi sebagai bentuk afirmasi akan kenabian seseorang ataupun campur tangan Ilahi untuk menolong pengikut-Nya.

Salah satu kisah mukjizat paling terkenal dalam Agama Samawi adalah cerita tentang Nabi Musa yang membelah laut untuk menghindari kejaran tentara Mesir. Kisah itu disebut mukjizat karena memenuhi definisi dari KBBI yaitu peristiwa ajaib yang sukar dijangkau oleh akal manusia. 

Terlepas nyata atau tidaknya kisah tersebut, kisah itu disebut mukjizat karena secara akal kita tidak bisa menerima bahwa manusia bisa membelah laut.

Dalam kekristenan ada sebuah kisah mukjizat lainnya yang juga cukup terkenal yaitu Yesus berjalan di atas air. Sekali lagi kisah ini disebut mukjizat karna memenuhi definisi KBBI yaitu peristiwa yang sukar dijangkau oleh akal manusia. 

Dalam pemahaman kita, tak mungkin seseorang bisa berjalan di atas air karena hal itu bertentangan dengan hukum-hukum fisika yang berlaku. 2 contoh kisah mukjizat tersebut dipercayai terjadi ribuan tahun yang lalu. Lalu pertanyaannya apakah mukjizat memang ada? Dan apakah mukjizat masih terjadi hari ini di abad ke 21 ini?

Bagi saya pribadi jawaban kedua pertanyaan tersebut adalah iya. Jika definisi mukjizat adalah peristiwa yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia, maka menurut saya mukjizat masih ada hari ini. Mukjizat itu adalah kehidupan kita sendiri. Mungkin ini terdengar klise, tapi berikut argumentasi saya.

Thich Nhat Hanh, seorang Biksu Zen dari Vietnam berkata bahwa "Orang-orang umumnya beranggapan bahwa berjalan di atas air atau di udara adalah sebuah mukjizat, tapi menurut saya mukjizat yang sesungguhnya adalah ketika kita berjalan di atas bumi ini". Semakin banyak saya membaca dan berusaha memahami alam semesta dan realitasnya, semakin saya menyadari bahwa apa yang dikatakan oleh Thich Nhat Hanh benar.

Sekarang coba renungkan sejenak fakta akan keajaiban dari hidup itu sendiri. Kita adalah bagian yang luar biasa kecilnya di alam semesta ini. Bumi yang kita injak setiap harinya adalah sebuah batuan berumur 4,5 miliar tahun yang entah mengapa mengambang di angkasa dan mengelilingi sebuah bola api raksasa yang ratusan kali lebih besar darinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun