Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan tradisi. Di setiap daerah terdapat masing – masing budaya yang memiliki ciri khas dan keunikan antara satu dengan yang lain. Karena keunikan dan keberagaman budaya dan tradisi inilah yang dapat kita pelajari untuk membangun semangat melestarikan budaya dan tradisi di daerah kita sebagai kearifan lokal di Indonesia.
Kearifanlokal merupakan suatu bentuk warisan budaya Indonesia. Kearifan lokalterbentuk sebagai proses interaksi antara manusia dengan lingkungannya dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhannya. Proses-proses terbentuknya kearifan lokal sangat bergantung kepada potensi sumber daya alam danlingkungan serta dipengaruhi oleh pandangan, sikap, dan perilaku masyarakatsetempat terhadap alam dan lingkungannya. Kearifan lokal berbeda-beda di setiap daerahdan di dalamnya terkandung berbagai norma dan nilai religius tertentu. Namun pada dasarnya proses kearifan lokal berjalan selaras dengan alam.Hal ini sesuai dengan pendapat Edmund Woga bahwa secarasubstantif, kearifan lokal berorientasi pada keseimbangan dan harmoni manusia, alam, dan budaya; kelestarian dan keragaman alam dan kultur; konservasi sumber dayaalam dan warisan budaya; penghematan sumber daya yang bernilai ekonomi;moralitas dan spiritualitas.
Petani tentu sebagai pelaku ekonomi di pedesaan dan kelompok yang dapat dikatakan termarginalisasi dalam hal ekonomi tentu tidak tinggal diam dan larut dalam ketidakberdayaan. Berbagai upaya yang dianggap paling rasional meningkatkan ekonomi dalam bidang pertanian dilakukan. Di berbagai daerah ditemui teknologi pertanian yang cukup banyak membantu petani dari penyiapan lahan, proses tanam, perawatan dan panen hasil tani. Hingga berbagai upaya pemasaran dengan media online dan marketplace dilakukan untuk mendongkrak penjualan. Beberapa lokasi juga mengaitkan pertanian dengan wisata hingga muncul agrowisata. Dari usaha tersebut tentu berdampak positif, akan tetapi dapat dikatakan hasilnya belum terlalu maksimal dilihat masih tingginya petani dalam jerat kemiskinan.
Pada situasi petani harus bertahan hidup di tengah tantangan ekonomi yang menjepit petani dalam ketidakberdayaan, mereka berusaha bangkit dengan kebudayaan dan kepercayaan selain mengandalkan usaha tani melalui teknologi dan teknik bertani. Banyak petani yang masih mempercayai adanya ritual yang lekat dengan kepercayaan/keyakinan sebagai upaya menjaga hasil produksi pertanian. Ritual yang masih dilakukan petani di Jawa khususnya yaitu ritual Wiwitan.
Wiwitan berasal dari kata “wiwit” yang artinya awal, sehingga dapat dikatakan bahwa wiwitan yaitu awal panen padi atau permulaan panen padi. Tradisi wiwitan merupakan salah satu tradisi yang ada di Suku Jawa. Tradisi ini dilakukan setiap panen padi dengan cara membawa ubarampe (perlengkapan) ke sawah. Ubarampe tersebut terdiri dari: nasi megono, daun dhadhap serep, janur, daun othok-othok, kembang, kemenyan, dan wajib (sejumlah uang untuk kelengkapan ritual wiwitan). Petani jawa memiliki kepercayaan bahwa dengan menjalankan tradisi wiwitan maka segala proses mulai dari menanam padi hingga panen akan dilancarkan. Adapun makna dibalik pelaksanaan tradisi wiwitan adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas panen padi yang melimpah. Selain sebagai agenda syukuran dan hiburan. Tradisi Wiwitan mengandung makna filosofi untuk menyelaraskan hubungan antara manusia dan Tuhan atas limpahan kekayaan. Wiwit bisa juga berarti penjaga ketahanan pangan dengan budidaya pengolahan lahan pertanian oleh petani.
Selain itu, tradisi ini juga merupakan bagian dari wujud keselarasan dalam ajaran Islam yaitu Hablum Minallah (hubungan makhluk dengan Allah), Hablum Minannas (hubungan manusia dengan manusia), dan Hablum Minal’alam (hubungan dengan alam sekitar). Menarik kiranya melihat fenomena ritual Wiwit yang masih dilestarikan di tengah krisis ekonomi pedesaan. Berbagai upaya petani dan pemerintah meningkatkan perekonomian petani, ada cara tersendiri yang dilakukan oleh petani dengan meyakini ritual tersebut untuk menjaga keamanan dan ketahanan pangannya.
Permasalahanyang dikaji dalam tulisan ini menjelaskan bagaimana tradisi wiwitandiselenggarakan, nilai-nilai dan rasionalitas apa yang melekat pada tradisiWiwit serta perubahan apa yang terjadi pada tradisi Wiwit tersebut. Pertanian subsisten mayoritas diterapkan oleh petanitradisional dengan komoditas utama tanaman padi yang masih menerapkan tradisi Wiwit. Nilai-nilai yang mendasari tradisi Wiwit yaitu; nilai religius untuk menolak bala,mencegah hal-hal buruk, ucapan terimakasih kepada Ilahi dan bumi; Nilai Ekologi, dengan adanya kepedulian terhadappertanian dan lingkungan; Nilai Sosial dengan adanya sedekah, silaturahmi,saling berbagi dan saling menghormati. Namun, saat ini terjadi perubahan pada tradisi Wiwit, beberapa anggotamasyarakat mulai tidak konsisten dengan adanya upacara Wiwit, perubahan jenismakanan dan mengurangi jumlah upacara atau ritual yang dilakukan. Ritual Wiwitadalah cara menolak hal-hal yang jahat atau tidak diinginkan, serta carabersyukur kepada Tuhan untuk melindungi padi dari hama dan penyakit sehingga dapat dipanen dengan baik. Tradisi Wiwit mengedepankan kebajikan yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat, seperti tanggung jawab, menghormati orang lain, toleransi beragama, dancita-cita masyarakat.
Tatacara Wiwitan diawali dengan doa dan dilanjutkan dengan kegiatan memotong padi bahwa padi tersebut simbol siap panen. Setelah acara selesai biasanya dilanjutkan dengan kegiatan makan bersama atau bisa juga membagikan hasil padi yang telah panen itu kepada masyarakat sekitar. Dalam Tradisi Wiwitan, padi yang dipetik adalah padi yang akan digunakan sebagai bibit musim tanam pada masa selanjutnya. Kemudian bibit padi yang dipanen itu disimpan di dalam lumbung sebagai persediaan yang akan datang. Tradisi Wiwitan ini diadakan setiap sekali dalam setahun.
Dari segi ekonomi, tradisi wiwitan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi setiap keluarga petani. Karena konsep kerja tradisional ini adalah untuk mendapatkan hasil panen yang melimpah dan mencegah terjadinya hal-hal buruk di lahan, maka proses budidaya padi dapat berjalan dengan lancar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H