Mohon tunggu...
Albertus Muda
Albertus Muda Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi membaca, menulis dan menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Keluarga Sebuah Ziarah Menuju Kesempurnaan

25 September 2023   14:51 Diperbarui: 25 September 2023   16:00 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluarga Sebuah Ziarah Menuju Kesempurnaan

(Refleksi Hari Ulang Tahun ke-8 Perkawinan)

Oleh: Albertus Muda, S.Ag

Guru Penulis, Sosialisator Literasi Wilayah Lembata-Nusa Tenggara Timur

Tak terasa sudah 8 (delapan) tahun kami berlayar bersama dalam bahtera yang bernama keluarga. Hingga kini, kami masih berlayar mengarungi zaman ini bersama pergantian musim yang kadangkala tak menentu. Di samping kiri kanan, depan belakang, kami menyaksikan banyak bahtera yang mengarungi pelayaran yang sama. Ada yang telah menepi ke pelabuhan harapan, ada yang masih tertatih-tatih. Sayangnya, ada bahtera yang akhirnya karam.

Delapan tahun merupakan usia yang masih terlalu mudah. Usia ini rentan terhadap berbagai jenis penyakit karena perubahan musim juga rotasi waktu yang tak pernah henti. Meski usia selevel anak sekolah dasar, bahtera ini coba kami rawat agar tetap terjaga. Kami terus mengarahkan haluannya menuju tujuan awal ikrar kami. Kami tetap menjaganya agar tidak lapuk digerogoti rayap. Kami juga selalu merenovasinya agar dapat diadaptasikan dengan berbagai perkembangan yang ada.

Mencegah kerusakannya sewaktu-waktu, kami pun rutin merawatnya. Kami berusaha menata dan memoles bagian-bagian yang mungkin bocor halus sebagai simbol masalah kecil agar tidak mengarah pada kerusakan yang fatal yang menandai persoalan berat dan pelik. Kami yakin bahwa kapan saja bahtera yang kami tumpangi bisa saja mengalami kebocoran. Kebocoran dapat menghadirkan kebinasaan bagi segenap anggota keluarga di dalamnya.

Seperti sebuah ziarah, keluarga kecil kami terus berproses mengenal diri, mengenal pasangan secara lebih dalam, dengan keunikan masing-masing. Di akhir perjalanan, kami saling menemukan diri dalam pasangan. Mengenal satu sama lain adalah sebuah proses yang tidak pernah final. Berjalan bersama dalam keterbatasan, sembari menemukan keterbatasan dan mengubahnya menjadi kekuatan. Kami terus berusaha saling memahami sembari mengevaluasinya.

Perjalanan delapan tahun, diliputi cakrawala suka yang terang benderang tetapi juga awan gelap tantangan yang membawa luka. Ada kegembiraan, ada pula duka di dalamnya. Ada sisi cerah, namun tak dapat disangkal tampak pula sisi mendungnya. Perjalanan keluarga coba kami hayati sebagai sebuah pengalaman pembentukan, jatuh dan bangkit untuk menenun kembali benang-benang yang kusut agar terurai untuk dapat menemukan jalinannya.

Perjalanan keluarga kami hayati sebagai sebuah pergumulan bersama sekaligus mengajak yang lain untuk terus memupuk semangat pertobatan dari waktu ke waktu. Kami terus membangun komunikasi timbal balik secara intens. Kami saling mengenal dari waktu ke waktu. Kami menjaga agar keluarga tidak menampakkan sisi lahiriah semata. Artinya, keluarga tidak sebatas aksesoris, yang ditunjukan supaya dilihat orang.

Tak dapat kita sangkal bahwa secara psikis banyak keluarga yang sakit. Sakitnya disebabkan oleh berbagai faktor. Masing-masing pasangan paling tahu soal akar penyebab masalah yang paling dominan maupun yang menyertainya. Sebab semakin banyak kita jumpai bahwa banyak keluarga dengan sekian besar persoalan justru berakhir dengan keretakan relasi. Ada pisah ranjang karena ego tetapi juga persoalan lainnya. Ternyata kalau dihayati penyebab masalah sesungguhnya adalah kita dan kitalah yang menjadi penyebab masalahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun