Apa pun keputusan kepala sekolah, saya tidak banyak memberi komentar karena kuasa anggaran ada di tangan kepala sekolah. Di balik kekhawatiran saya, ternyata jawaban menggembirakan datang dari kepala sekolah.
Bagi kepala sekolah, kegiatan membukukan karya melalui menulis puisi dan cerpen, oleh para siswa dan menulis puisi dan artikel oleh para guru merupakan kegiatan positif yang mesti disambut demi pengembangan kompetensi menulis dan membangkitkan imajinasi siswa dalam membukukan karya.
Batas waktu pendaftaran tersisa seminggu. Saya tetap optimis sambil membangun komunikasi dengan beberapa pihak agar bisa mendapatkan uang nominal 2.500.000 sebagai kontribusi agar nantinya sekolah mendapatkan sejumlah buku sesuai jumlah karya yang dikirim.
Hasil positif tak kunjung datang. Saya memberanikan diri bertemu Direktur Bank NTT Cabang Kabupaten Lembata, Ruben Ludji, agar boleh mendapatkan solusi dalam mengatasi kendala keuangan.
Jalan terjal justru saya tuai. Pertemuan empat mata dengan Direktur Bank NTT Cabang Lembata, tidak membuahkan hasil. Alasannya, sekolah belum bekerja sama dengan Bank NTT Cabang Lembata.
Meski tanpa hasil, saya tetap pulang dengan kepala tegak. Saya percaya, akan ada jalan keluar bagi setiap perjuangan yang tulus untuk banyak orang. Keesokan harinya, saya kembali bertemu kepala sekolah dan menyampaikan kegundahan saya.Â
Saya telah berusaha bertemu beberapa pihak ketiga untuk meminta bantuan, termasuk bertemu Direktur Bank NTT, tetapi belum membuahkan hasil. Secara prosedur, solusi yang saya tempuh boleh dinilai sebagai upaya yang sedikit gila.
Saya memberanikan diri membangun komunikasi dengan ibu Lusi, konsultan program GSMB Nasional. Dalam komunikasi itu, saya meminta agar sekolah boleh diberi dispensasi, sambil menanti pencairan dana BOS tahap ketiga.
Saya pun mendapatkan jawaban bahwa sekolah saya diberi dispensasi terkait batas waktu transfer biaya pendaftaran hingga tanggal 5 Oktober 2020. Pagi harinya, 2 Oktober 2020, saya dipanggil oleh kepala sekolah, Bapak Sinu Yohanes. Pesannya, agar saya menemui bendahara BOS.
Siang itu, langit menjadi sangat cerah dan bersahabat mengantarku memasuki ruang tata usaha, menemui bendahara sekolah. Saya pun, mengambil sejumlah uang untuk biaya pendaftaran GSMB Nasional. Adrenalin saya meledak-ledak. Tanggal 5 Oktober 2020, biaya pendaftaran sekolah siap ditransfer. Sekolah resmi menjadi peserta aktif GSMB nasional 2021.
Saya pun, mulai berjalan dari kelas ke kelas mengumumkan program GSMB Nasional kepada para siswa, agar mulai menulis karya kategori puisi dan cerpen. Melalui koordinasi dengan guru Bahasa Indonesia, anak-anak pun menuliskan puisi.