Aku terlahir pada satu masa yang kelam
Tak ada siapa pun saat pertama kali aku melihat dunia
Seorang diri kuarungi ganasnya alam ini
Membuatku gelap diri saat memandang dunia
Hitam adalah warna sayapku
Kebencian ku atas semua muslihat cinta
Menanam dendam pada setiap ucapan lelaki penipu
Dengan ciuman racunku semua kan ku balas
Pesona misteri yang memikat para pengkhianat
Kudapat dari setiap air mata yang tertetes
Saat ku menangis di pelukan mahkota mawar putih
Mengalir membasahi serbuk yang manis
Ketika kebencian menyelimuti hati
Ketika dendam membakar batin
Ia datang dengan sayapnya yang putih bersinar
Seolah-olah menenangkan hatiku yang bergejolak
Namun perasaan itu hanya sementara
Ketika ia mengatakan cinta
Aku menerima dengan setengah hati
Karena kebencian telah menutup kembali pintu hati ini
Hingga kisah ini berakhir dalam penyesalan
Ketika ia membuktikan cintanya
Terbang kearah sang surya
Untuk menjadi sama seperti ku
Namun takdir tak mengiyakan sekarang
Bukan sayap menjadi hitam
Namun tubuh hilang terbakar
Sia-sia perjuangan cintanya pada diriku
Kini hanya penyesalan yang ada
Ku acuhkan sebuah perjuangan cinta
Kini baru tumbuh kembang-kembang cinta di hati
Seiring dengan tamatnya perjalanan hidup ini
Tak kutemukan cinta yang kucari
Namun hanya luka penyesalan yang perlahan membunuh
Hingga aku mati dalam kesedihan
Namun aku berharap bersatu dengannya di alam sana
Albertus Lokman
05-12-2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H