Mohon tunggu...
Albertus Lokman
Albertus Lokman Mohon Tunggu... -

Sebenarnya dari Bengkulu, tapi lagi kuliah di Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Kupu-kupu Hitam

29 Oktober 2014   06:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:20 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku terlahir pada satu masa yang kelam

Tak ada siapa pun saat pertama kali aku melihat dunia

Seorang diri kuarungi ganasnya alam ini

Membuatku gelap diri saat memandang dunia

Hitam adalah warna sayapku

Kebencian ku atas semua muslihat cinta

Menanam dendam pada setiap ucapan lelaki penipu

Dengan ciuman racunku semua kan ku balas

Pesona misteri yang memikat para pengkhianat

Kudapat dari setiap air mata yang tertetes

Saat ku menangis di pelukan mahkota mawar putih

Mengalir membasahi serbuk yang manis

Ketika kebencian menyelimuti hati

Ketika dendam membakar batin

Ia datang dengan sayapnya yang putih bersinar

Seolah-olah menenangkan hatiku yang bergejolak

Namun perasaan itu hanya sementara

Ketika ia mengatakan cinta

Aku menerima dengan setengah hati

Karena kebencian telah menutup kembali pintu hati ini

Hingga kisah ini berakhir dalam penyesalan

Ketika ia membuktikan cintanya

Terbang kearah sang surya

Untuk menjadi sama seperti ku

Namun takdir tak mengiyakan sekarang

Bukan sayap menjadi hitam

Namun tubuh hilang terbakar

Sia-sia perjuangan cintanya pada diriku

Kini hanya penyesalan yang ada

Ku acuhkan sebuah perjuangan cinta

Kini baru tumbuh kembang-kembang cinta di hati

Seiring dengan tamatnya perjalanan hidup ini

Tak kutemukan cinta yang kucari

Namun hanya luka penyesalan yang perlahan membunuh

Hingga aku mati dalam kesedihan

Namun aku berharap bersatu dengannya di alam sana

Albertus Lokman

05-12-2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun