Mohon tunggu...
Albertus Edy Kurniawan
Albertus Edy Kurniawan Mohon Tunggu... Petani - Mahasiswa Aktif

FPB UKSW

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Penerapan Teknologi PHT dalam Budidaya Kubis

26 Juni 2023   12:40 Diperbarui: 26 Juni 2023   12:55 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jarak tanam dalam budidaya kubis ini dilakukan berdasarkan tujuan komersil, hal ini dikarenakan semakin panjang jarak pertanaman tentu ukuran dan berat krop yang dihasilkan akan jauh berbeda, jarak tanam yang dapat diterapkan dalam budidaya kubis dengan penerapan teknologi PHT yaitu 70 cm x 50 cm dan 60 cm x 40 cm. 

Pemupukan, dalam penerapan sistem teknologi PHT tanaman kubis pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang serta pupuk kimia buatan yang dibatasi, selanjutnya yaitu tahap  pemeliharaan tanaman yang meliputi penyiraman, penyiangan maupun pengendalian hama dan penyakit, pada tahap pengendaliah hama dan penyakit hal yang dilakukan yaitu pengamatan tingkat serangan baik pada tanaman tua maupun tanaman muda,  pengambilan keputusan dalam melakukan pengendalian hama dan penyakit. 

Kegiatan PHT dalam pengendalian hama dan penyakit meliputi  pemanfaatan musuh alami dan pelestarian musuh alami melalui penanaman tanaman refugia sebagai mikrohabitat, penerapan perangkap feromon sex, melakukan tumpang gilir maupun tumpang sari, dan tahap terakhir yaitu panen dan pascapanen, proses pemanenan dilakukan berdasarkan waktu panen yang tepat yaitu 81-105 hari setelah tanam hal ini dilakukan karena menghindari keterlambatan panen yang mengakibatkan krop pada kubis menjadi pecah. 

Setelah dilakukan pemanenan proses penanganan pascapanen yang dapat dilakukan untuk menghindari penyebaran penyakit yaitu mengoleskan semen putih atau kapur tohor pada bagian batang yang telah dipotong pada saat pemanena.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun