Karakteristik Spiritualitas Katekis
Ciri atau corak spiritualitas katekis adalah Setia pada semangat ROH ALLAH yang menggerakkan katekis untuk dapat mewujudkan nilai-nilai kerajaan Allah. Roh Allah hadir menghampiri manusia dalam berbagai bentuk kegiatan kerohanian. Dalam Lagu atau doa seorang katekis dapat melihat spiritualitas yang menjiwai doa dan lagu tersebut.
Misalnya lagu Dalam Yesus Kita bersaudara, di sana kita lihat Yesus menjadi spiritualitas dari lagu itu. Putera sebagai Jiwa pokok dari lagu. Atau doa yang dimulai dengan YA BAPA, akan langsung terbaca bahwa semangat Allah yang menjiwai doa itu. Maka setiap doa dan lagu rohani kita dapat melihatnya dari sudut pandang spiritualitas mana yang menjiwainya. Allah, Putera, atau Roh Kudus.
Struktur Spiritualitas Katekis
Struktur Spiritualitas  Katekis memperlihatkan komposisi pembentuk kerohanian Katekis selaras dengan tugas panggilannya. Katekis adalah manusia yang hidup dari sabda Allah. Kehidupan yang dirasakan karena keakraban dengan sabda Allah mendorongnya menjadi pelayan dan saksi sabda sehingga dengan perantaraan-Nya sabda bergema dalam hati pendengarnya.Â
Gema dan sentuhan sabda ini menjadi dasar bagi manusia untuk diselamatkan dalam Kristus. Hal ini menuntut kesatuan Personal katekis dengan Kristus. Pertemuan katekis dengan sabda terwujud dalam Gereja. Katekis adalah insan Gerejawi. Gereja sebagai komunitas adalah katekis pertama bagi sang katekis.
Dalam Gereja, katekis menemukan karismanya sebagai saksi sabda. Katekis hidup dalam Gereja, persekutuan umat beriman dengan sesama manusia dengan dan dalam Kristus, maka terbukalah kontak dan persekutuan dengan sesama manusia. Katekis termasuk anggota persekutuan sosial Eklesia.Â
Di dalamnya ia mengenal seluk beluk masyarakat dan budaya, yang dapat digunakan sebagai strategi dan prasyarat agar sabda Allah digemakan dalam hati pendengarnya. Katekis harus mengenal siapa yang dihadapi. Roh Kudus menjiwai persekutuan katekis dengan orang lain.Â
Roh Kuduslah yang mendorongnya untuk berbicara atas nama Allah, seperti nabi-nabi menjadi juru bicara Allah. Roh berperan dalam hidupnya untuk mengilhami agar sabda mampu menyapa manusia pada jamannya, memungkinkan sebuah katekese hidup dalam batin manusia, sepadan dengan minat dan kebutuhan pendengar, mewujudkan buah nyata dari sebuah katekese dan menyadarkan katekis akan dosa dan keterbatasannya  dan serentak membangkitkan kegembiraan dalam karyanya.
Rangkuman
Spiritualitas berarti semangat atau daya atau kekuatan Roh Allah yang bekerja dalam diri setiap orang, termasuk dalam katekis. Katekis merupakan panggilan untuk hidup dalam Roh Allah dan menjadi pewarta sabda Allah. Ketika seorang katekis dipanggil oleh Tuhan, maka ia harus memiliki hidup rohani yang mendalam agar katekis mampu menghidupi sabda Allah dan melaksanakan dalam hidup sehari-hari atau menjadi Injil yang hidup.