Apa yang terlintas di benak kita ketika pandemi Covid-19 pertama kali melanda? Sebagian besar dari kita saat itu merasakan takut, gelisah, dan bingung harus berbuat apa. Sebab di saat itu seluruh kegiatan yang biasa dilakukan dipaksa tiarap sementara waktu untuk menekan angka penyebaran virus Corona ini.
      Namun berbeda dengan 8 pemuda asal Indramayu, Jawa Barat ini. Mereka memanfaatkan waktu kosong di rumah untuk membuat sebuah kedai kopi. Idenya sederhana, mengisi kegiatan sembari menunggu waktu kembali kuliah dan mewadahi silaturahmi teman-teman. Berawal dengan patungan 100 ribu per kepala dan menggunakan perlengkapan pribadi untuk berjualan, kini Gerobak Miko, nama kedai kopi ini telah hampir berusia 4 tahun. Yang lebih mengagumkan lagi adalah saat ini Gerobak Miko sudah dapat menyewa kios untuk menjadi wadah bertegur sapa dengan pelanggan.
      8 pemuda ini (Ihmal, Qido, Nicho, Fahri, Albert, Rama, Ananda, dan Asa) memulai semuanya dari bawah. Jangan lihat bagaimana kedai ini terlihat sekarang, tapi lihat bagaimana sekelompok pemuda ini memulai usahanya dengan modal seadanya. Peralatan seperti gerobak, kompor, hingga tikar semuanya menggunakan milik pribadi dari masing-masing. Dana yang terkumpul dari patungan 100 ribu per kepala dijadikan modal untuk membeli bahan-bahan olahan menu yang dijual.
      Tahun pertama dilewati dengan berbagai macam lika-liku. Mulai dari awal mula yang sepi, menemukan menu yang tepat, hingga menambah keterampilan masing-masing individu. Namun seiring berjalannya waktu, pelanggan datang dengan sendirinya. Berawal dari teman-teman hingga orang lain yang tertarik ingin mencicip seduhan kopi ala Gerobak Miko. Konsepnya sederhana, menggabungkan menu kopi manual brew ala coffee shop disandingkan dengan berbagai olahan mie ala warmindo.
      Bermodalkan gerobak dan tikar serta buka dari pukul 19.00 hingga 24.00, nyatanya dengan dedikasi dan konsistensi Gerobak Miko mampu pindah ke sebuah kios dan memiliki jam operasional yang lebih panjang. Perpindahan tempat ke kios juga menghindarkan kedai ini dari hujan.
      Seduhan kopi di Gerobak Miko bukanlah seduhan yang asal-asalan. Akan tetapi seduhan yang serius dan diproses dengan baik oleh para barista yang senantiasa berproses setiap harinya. Jadi, rasa yang dihadirkan di lidah pelanggan merupakan seduhan terbaik dari biji kopi yang dikurasi dengan baik juga. Untuk kalian yang tidak familiar dengan kopi tidak perlu khawatir karena di kedai ini juga menawarkan berbagai macam hidangan non-kopi.
      Satu yang tidak berubah dari Gerobak Miko dari awal terbentuk hingga saat ini adalah interaksi yang terbuka antara barista dan pelanggan. Siapapun boleh sharing dan bercerita tentang apapun disini. Mulai dari diskusi ringan hingga berat sudah menjadi halyang biasa disini. Tentunya dibungkus dengan suasana tongkrongan yang mengasyikkan.