Mohon tunggu...
Albert Valentino S.Ya
Albert Valentino S.Ya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Halo saya Albert Valentino, peserta satu hari, satu tulisan.

Lulusan universitas mipa zuzuzu dengan GPA 1.5/1.5. Pemenang lomba masih hidup setelah kiamat 2024.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pendapat Rusia Dibantu Korut Lawan Ukraina

31 Oktober 2024   11:48 Diperbarui: 31 Oktober 2024   12:14 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perang Rusia melawan Ukraina sudah hampir 3 tahun, Rusia bersumpah untuk mengambil tanah Ukraina meskipun membutuhkan waktu yang sangat lama. Namun dengan bantuan tentara-tentara barat, Rusia kelelahan dan invasinya menjadi lebih lama daripada yang mereka prediksikan.

Namun Vladimir Putin dan Kim Jong Un membuat kontrak aliansi untuk saling membantu jika terkena masalah, hal ini menjadi salah satu aliansi terkuat di dunia, dengan senjata Korea Utara, satu dunia mulai mengkhawatirkan keberadaan Ukraina, Amerika Serikat pun juga mulai kelelahan karena selalu memberikan senjata kepada Ukraina tanpa henti.

Beberapa pekan lalu Vladimir Putin memperingatkan Ukraina bila menembak rudal jarak jauh ke wilayahnya maka mereka tidak akan segan-segan membalas dengan kekuatan militer Rusia dan bahkan sekarang ada Korea Utara di Rusia yang siap dikirim kapan saja untuk membantu Rusia melawan dan menginvasi Ukraina. 

Bahkan mereka mengatakan bila Ukraina dibantu barat masa tidak boleh Rusia dibantu Korea Utara? NATO yang mencoba menenangkan Rusia tidak memiliki kekuatan untuk melawan aliansi kuat itu. Meskipun sudah banyak Presiden dan tokoh-tokoh penting menyarankan Rusia untuk berhenti perang, Vladimir Putin menolak dengan keras dan bahkan tidak memedulikan hal tersebut. 

Sungguh dunia sudah mulai ketakutan bahkan tidak berani unjuk rasa atau bahkan menyatakan balasan kepada Rusia, semoga kedua negara ini bisa berdamai lagi meskipun peluangnya sangat rendah.

Terima Kasih,

Signing Out.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun