Zona mana yang perlu disiram, zona mana yang perlu diberi pupuk, seberapa banyak kadar pupuk yang harus diberikan, apakah ada tanda-tanda terkena hama sehingga harus di beri pestisida, dan sebagainya bisa dilakukan dengan mudah dengan data yang ada. Bahkan mereka bisa menggunakan drone untuk menyiram/memupuk/memberikan pestisida secara otomatis pada zona yang membutuhkan. Sehingga, dengan pertanian berbasis data atau precision agriculture selain hasil lebih maksimal, biaya menjadi lebih murah.
Hal ini memungkinkan karena tanaman bisa ditumpuk dalam sebuah rak dari bawah ke atas. Selain sangat menghemat ruang, sistem ini menggunakan hidroponik (menggunakan media air) atau aeroponik (menggunakan media udara yang di semprot uap air) sehingga menghemat air hingga 95 persen dan juga menghemat pupuk/nutrisi dan tanpa menggunakan pestisida. Selain itu dengan sistem budidaya yang ada di perkotaan, maka biaya distribusi sayuran bisa dipotong dan konsumen akan mendapatkan sayuran yang masih segar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H