Mohon tunggu...
Alberto Riolly Cahyantara
Alberto Riolly Cahyantara Mohon Tunggu... Insinyur - Technopreneur

Alumni jurusan Teknik Fisika ITS yang sekarang menjalankan bisnis inovasi teknologi, salah satunya dibidang pertanian. Mengembangkan sistem hidroponik berbasis precision agriculture agar kota Surabaya memiliki sustainable healthy food production.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Beda Zaman, Beda Tantangan, Beda Solusi

23 Mei 2019   00:03 Diperbarui: 23 Mei 2019   00:15 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zona mana yang perlu disiram, zona mana yang perlu diberi pupuk, seberapa banyak kadar pupuk yang harus diberikan, apakah ada tanda-tanda terkena hama sehingga harus di beri pestisida, dan sebagainya bisa dilakukan dengan mudah dengan data yang ada. Bahkan mereka bisa menggunakan drone untuk menyiram/memupuk/memberikan pestisida secara otomatis pada zona yang membutuhkan. Sehingga, dengan pertanian berbasis data atau precision agriculture selain hasil lebih maksimal, biaya menjadi lebih murah.

a-5ce57f2a733c4310612e507d.jpg
a-5ce57f2a733c4310612e507d.jpg
Selain itu, negara maju mulai menyadari bahwa sebagian besar penduduk dunia dimasa depan akan tinggal di kota besar, dan tentu Indonesia pun akan demikian di masa depan. Untuk itu mereka mulai mengembangkan sebuah sistem pertanian vertical/urban farming. Dengan menggunakan sistem vertical farming, kita bisa menghasilkan sayuran 390 kali lebih banyak dibandingkan pertanian konvensional. 

Hal ini memungkinkan karena tanaman bisa ditumpuk dalam sebuah rak dari bawah ke atas. Selain sangat menghemat ruang, sistem ini menggunakan hidroponik (menggunakan media air) atau aeroponik (menggunakan media udara yang di semprot uap air) sehingga menghemat air hingga 95 persen dan juga menghemat pupuk/nutrisi dan tanpa menggunakan pestisida. Selain itu dengan sistem budidaya yang ada di perkotaan, maka biaya distribusi sayuran bisa dipotong dan konsumen akan mendapatkan sayuran yang masih segar.

4-5ce57f48733c4310612e507f.jpg
4-5ce57f48733c4310612e507f.jpg
Memang jika berbicara mengenai kedaulatan pangan di Indonesia, masih ada banyak hal yang harus kita perbaiki dan kita harus mengakui bahwa ini tidak akan mudah. Ada banyak hal pula yang harus kita pelajari, ada banyak inovasi dan alternatif solusi yang harus kita coba. Namun ketika kita terus berinovasi, niscaya kita akan menemukan jalan kita sendiri untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat pangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun