Mohon tunggu...
Yunus Wanimbo
Yunus Wanimbo Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

nama : Yunus\r\njurnalis asal Papua\r\nsebagai mata kebenaran diatas tanah papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

“OPM” Membuat Miskin Rakyat Papua

6 Januari 2014   14:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:06 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

( Foto masyarakat puncak jaya)

Sekelompok orang tidak dikenal (OTK) melakukan penyerangan terhadap pos polisi (pospol) di Kulirik, Puncak Jaya, Papua hari Sabtu (4/01/2014), sekitar pukul 15.45 WIT. Menurut Kepala Bidang Humas, Kepolisian Daerah Papua, AKBP Sulistio Pudjo, pasca-penyerangan ini, satu pleton Brimob dari Pos Kota Lama Mulia, bersama personel TNI langsung mengejar pelaku yang diperkirakan lari ke arah gunung. “Pelaku sempat menembaki aparat yang melakukan pengejaran,” ungkap Sulistio.

Dengan adanya kejadian tersebut maka pihak kepolisian dibantu personel TNI AD dari Kodim 1714/Puncak Jaya dan Yonif 753/AVT yang dipimpin langsung Dandim 1714/Puncak Jaya Letkol Inf Ahmad Risman segera turun langgsung ke lapangan guna memback up aparat dari Polda Papua dalam melakukan pengejaran terhadap kelompok penyerang tersebut. Pengejaran kemudian dihentikan karena cuaca yang tidak mendukung akibat hujan deras dan berkabut sehingga menghalangi jarak pandang. Sebelumnya sempat terjadi tiga kali baku tembak selama sekitar 60 menit. Atas pertimbangan cuaca buruk dan kondisi medan yang sangat terlajal, maka  diputuskan untuk kembali ke Pospol Kulirik guna melakukan konsolidasi. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut namun pelaku berhasil merampas 8 pucuk senjata api beserta 135 munisi.

Kelompok sipil bersenjata (KSB) yang melakukan perampasan diduga berasal dari kelompok Yambi yang dipimpin oleh Goliat Tabuni. Pelaku diduga adalah Talenggen bersaudara yaitu Leka dan Tengamati Telenggen mereka bersama beberapa teman-temannya mengambil senjata milik anggota polisi yang sedang bertugas di Pos Kulirik. Aktivitas kelompok Yambi telah membuat situasi Puncak Jaya tidak kondusif, selain itu berbagai aksi telah mereka lakukan seperti kejadian penembakan Pos TNI di Yambi, pada Jumat (21/5/2010) malam sekitar pukul 20.00 WIT sehingga menyebabkan dua anggota TNI terluka. Pada 24 Oktober 2011 Kepala KP3 Mulia yang tewas ditembak  ketika menjalankan tugas sebagai Komandan KP3 Mulia. Penembakan 2(dua) tukang ojek pada Kamis (2/2/2012), 2 Orang mengalami luka tembak dan 2 selamat, dan masih banyak kekerasan dan teror terhadap masyarakat yang dilakukan kelompok Yambi.  Perampasan delapan pucuk senjata dari berbagai jenis milik anggota Polres Puncak Jaya pada Sabtu (4/12), dilakukan oleh kelompok Yambi. Para pelaku ini merupakan anggota kelompok Goliat Tabuni. Sampai saat ini masih didalami lebih lanjut, serta dilakukan pendekatan kepada kelompok adat dan tokoh agama, juga masyarakat agar meminta Leka Telenggen dan rekan-rekannya ini mau mengembalikan senjata yang telah mereka ambil.

Aksi yang dilakukan kelompok ini mengakibatkan aktifitas masyarakat tergangu,keresahan warga masyarakat pun timbul atas kejadian penyerangan tersebut. Masyarakat yang tinggal disekitar lokasi merasa trauma. Hal ini mengakibatkan gangguan terhadap roda perekonomian penduduk setempat, terutama lajur pasokan kebutuhan pokok masyarakat di wilayah puncak jaya komplek enggan melewati jalur tersebut akibat sering diganggu oleh kelompok Yambi.  Dengan tersendatnya pasokan kebutuhan pokok dari luar maka harga barang-barang yang menjadi kebutuhan sehari-hari naik sangat mahal, disamping jarak jangkuan wilayah yang jauh dari perkotaan dan harus ditempuh dengan jalur transportasi udara serta jalur darat yang susah dan rawan.

Faktor situasi keamanan yang seringkali tidak kondusif akibat gangguan dari kelompok bersenjata berujung kepada lambatnya pembangunan perekonomian di Kabupaten Puncak Jaya. Gangguan yang dilakukan oleh kelompok Yambi ini pada akhirnya akan menyengsarakan masyarakat Papua khususnya masyarakat yang berdomisili di Puncak Jaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun