Mohon tunggu...
Yunus Wanimbo
Yunus Wanimbo Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

nama : Yunus\r\njurnalis asal Papua\r\nsebagai mata kebenaran diatas tanah papua

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Aksi Brutal Pemalangan dan Pengerusakan oleh Masa di Pania

10 Desember 2014   21:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:36 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bentrok antar warga masyarakat pania pecah dan meleba rluas sampai-sampai situasi di Pania lumpuh total. Kejadian tersebut sebenarnya berawal dari sekelompok masyarakat Gunung Merah (Madi), Paniai euforia menyambut natal dengan membuat pohon Natal pada (7/12). Seketika melintas pengendara motor berboncengan melaju dengan kencang. Dengan tidak mentaati aturan lalu lintas dengan tidak menghidupkan lampu kendaraan, ketika itu sudah larut malam yaitu jam 20.00. lalu pemuda setempat menegurnya karena pengendara tersebut tidak terima terjadilah adu mulut diantara kedua belah pihak.

Pukul 21.30, pengendara tersebut kembali lagi ketempat pembuatan pohon Natal dengan membawa rekan-rekannya dengan menggunakan mobil. Sampai di lokasi, mereka tiba-tiba menembak ke atas dan melakukan pemukulan kepada orang yang sedang membuat pohon Natal.

Keesokan harinya, jam 04.00 warga tidak terima dengan pemukulan dan melampiaskan kemarahan dengan membakar kantor KPU di Enarotali, Paniai. Di hari itu, 8 Desember, suasana sudah mulai mencekam, masyarakat melakukan pemblokiran jalan.

Seketika itu munculah masa dari kedua belah pihak sehingga terjadi pertikaian. Pada saat pertikaian tersebut berlangsung munculah kelompok dari gerakan sparatis yang memanfaatkan kejadian tersebut dengan meletuskan senapan dari ketinggian gunung merah untuk memperkeruh situasi. Sekitar jam 10.00, kumpulan masa itu bergerak ke Enarotali dan menyerang Polsek dan Koramil dengan batu dan panah. Anggota melakukan tembakan ke udara supaya masa mundur. Namun mereka semakin beringas, kemudian datang tembakan bantuan dari Brimob yang memback up Polsek. Tiba-tiba masa membawa 3 jenazah yang terkena tembakan dan meminta pertanggungjawaban aparat.

Sehingga aparat yang berusaha melerai pertikaian disekitar kejadian Kerusuhan di Paniai merasa terpojok masa mengira aparatlah yang telah melakukan padahal orang tak dikenalah yang berusaha memperkeruh situasi yang pada saat itu berlangsung, karena jumlah masa yang telah banyak dan beringas tidak terkendali lagi. Maka dari pihak aparat keamanan memutuskan untuk mundur dan menahan diri untuk tidak mudah melakukan tindakan yang dapat memperkeruh keadaan. Selaintiu untuk mencegah hal-hal yang akan dimanfaatkan mempolitisir sehingga dijadikan besar karena pelanggaran HAM.untuk memojokkan aparat TNI/Polri yang bertugas disana. Kejadian yang bermula tanggal 7 Desember itu benar-benar berhasil menempatkan pihak aparat dalam posisi bersalah. Kejadian sejenis ini sudah sering terjadi di Papua, ketika ada keributan, OPM memanfaatkan situasi untuk menyudutkan TNI/Polri dengan isu yang sama apalagi kalau bukan "pelanggaran HAM". Dalam kejadian ini, beberapa anggota Polsek dan Koramil banyak mengalami luka-luka karena kebrutalan warga serta menahan diri dari tindakan masa yang berutal.

Sebagai masyarakat kita tentunya harus selektif dan bijak dalam menerima suatu informasi dari berita-berita yang berupaya memojokkan aparat TNI dan Polri, yang berupaya keras selama ini untuk menjaga keutuhan NKRI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun