Mohon tunggu...
Albert Benjamin Febrian Purba
Albert Benjamin Febrian Purba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang gemar menciptakan berbagai konten, terutama karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Evolusi Jurnalisme: Dari Lembaran Kertas Hingga Multimedia

18 Desember 2023   14:48 Diperbarui: 18 Desember 2023   15:41 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teknologi internet berkembang sangat pesat di era digitalisasi ini. Perkembangan ini tentunya mempermudah kehidupan kita semua. Dari kemudahan dalam berkomunikasi hingga mendapatkan informasi dengan cepat dan efisien.

Internet pun membawa banyak perubahan di hampir seluruh bidang kehidupan masyarakat. Banyak hal yang dulu sangat diminati, sekarang malah terlihat kuno dan membosankan. Perlahan tapi pasti, jurnalisme juga harus menghadapi perubahan ini.

Jauh sebelum internet muncul, jurnalisme menjadi tonggak penting dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Bahkan, media arus utama menjadi satu-satunya sumber informasi yang bisa diakses masyarakat saat itu.

Media cetak menjadi sarana utama bagi masyarakat untuk memperoleh informasi sebelum kemunculan internet. Koran dan majalah menjadi sumber utama dalam memperoleh informasi. Meskipun memberikan wawasan, media cetak membuat partisipasi masyarakat hanya sebagai penerima informasi.

Berkat kemajuan internet yang pesat, masyarakat kemudian mampu membuat kontennya sendiri. Masyarakat tidak hanya menjadi konsumen pasif, melainkan aktif sebagai produsen konten. Perubahan ini semakin terasa karena munculnya media sosial yang lebih praktis.

Konsekuensinya, terjadilah keberlimpahan informasi. Media arus utama bukan lagi satu-satunya sumber informasi, internet membuka pintu lebar bagi beragam konten. Lantas, bagaimana cara media arus utama beradaptasi dengan perubahan ini?

Prinsip Multimedia

(Sumber: SoloHitz)
(Sumber: SoloHitz)

Berbagai konten yang beredar sekarang cenderung menggabungkan berbagai media. Media yang digunakan tidak terbatas pada satu atau dua jenis saja. Tentunya konten multimedia dapat meningkatkan daya tarik sekaligus menciptakan pengalaman yang lebih kaya.

Era digital yang terus berkembang juga memaksa dunia jurnalisme untuk mengalami transformasi. Solusi yang dipilih media arus utama di Indonesia adalah dengan menerapkan prinsip multimedia.  Lalu apa yang dimaksud dengan multimedia?

Seperti namanya, multimedia bisa diartikan banyak media. Bentuk-bentuk media ini seperti teks, foto, video, audio, gambar, dan masih banyak lagi. Kombinasi dari berbagai jenis media inilah yang disebut sebagai multimedia.

Konten yang disebut sebagai multimedia harus memiliki minimal tiga jenis media. Tujuannya, cerita yang disajikan dapat menarik sekaligus informatif. Namun perlu dicatat, media-media tersebut sifatnya saling melengkapi.

Melalui multimedia, berita tidak hanya disampaikan melalui kata-kata, tetapi juga melalui media lain di atas. Penerapan prinsip multimedia dalam jurnalisme ini yang disebut sebagai jurnalisme multimedia.

Jurnalisme multimedia bukan hanya tentang penyajian informasi, tetapi juga menciptakan pengalaman interaktif bagi pembaca. Melalui prinsip tersebut, pembaca akan menjadi lebih dekat dengan peristiwa yang diberitakan.

Jurnalisme Online

(Sumber: StarNgage)
(Sumber: StarNgage)

Ternyata, beberapa media arus utama di Indonesia melihat kelemahan yang dimiliki media cetak dan potensi internet yang menjanjikan. Jika dahulu berita hanya bisa kita nikmati melalui koran dan majalah, sekarang kita bisa membacanya melalui gadget kita. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Mengutip dari Widodo (2020) dalam bukunya, media pertama yang hadir secara online di Indonesia adalah Republika Online. Media online ini tayang perdana pada 17 Agustus 1994. Konten yang disajikan media ini mencakup prinsip multimedia.

Selang setahun, Kompas memperkenalkan Kompas Online pada tanggal 14 September 1995.  Saat itu, Kompas Online berperan sebagai versi online dari Harian Kompas. Lalu pada tahun 1998, Kompas Online mengubah namanya menjadi Kompas.com yang kita kenal sekarang.

Di tahun yang sama, detik.com muncul sebagai penggerak media online non-statis. Detik.com diunggah pertama kali pada tanggal 9 Juli 1998. Setelahnya, media-media online mulai menjamur di tanah air.

Saat ini, media-media online di Indonesia telah mengadopsi prinsip multimedia di dalam pemberitaannya. Proses penyampaian berita tak hanya melalui kata dan gambar saja, tetapi menggunakan media lain seperti audio hingga desain grafis. Selain itu, media online juga memasukkan elemen interaktif seperti fitur suka dan komentar.

Multimedia Storytelling dalam Berita Longform

(Sumber: Visual Interaktif Kompas)
(Sumber: Visual Interaktif Kompas)

Mungkin beberapa dari kalian asing dengan kata longform. Bentuk jurnalisme masa kini nyatanya juga mulai menunjukkan perubahan besar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Salah satu perubahan besar itu dibuktikan melalui berita online dengan format longform.

Jadi, sebenarnya apa itu longform? istilah longform memiliki nama lain yaitu jurnalisme naratif. Seperti namanya, longform mengacu pada berita yang disajikan secara lebih panjang dan mendalam.

Longform berhasil mematahkan stigma jurnalisme online yang hanya mementingkan kecepatan dan dangkal. Berita longform disajikan oleh media online dengan menerapkan prinsip multimedia yang menghasilkan digital storytelling. Artinya, media online menggabungkan banyak bentuk media ke dalam berita longform yang mereka sajikan.

Model berita ini cocok bagi kalian yang suka membaca berita, namun cepat bosan jika hanya membaca kata-kata. Tetapi, apakah model berita seperti ini sudah tersedia di Indonesia? Tenang, beberapa media online di tanah air juga sudah mulai menerapkan jurnalisme model ini.

(Sumber: detikX)
(Sumber: detikX)

Media online yang bisa kalian coba seperti Visual Interaktif Kompas, detikX, dan Tempo Interaktif. Situs web tersebut mengemas berita dengan memasukkan elemen-elemen multimedia yang interaktif. Dengan begitu, pembaca menjadi tidak mudah bosan.

Berita-berita yang disajikan di situs seperti Visual Interaktif Kompas, detikX, dan Tempo Interaktif merupakan berita mendalam. Meskipun mendalam, elemen multimedia membuat pengalaman membaca menjadi lebih menarik. Elemen multimedia tersebut meliputi kata, foto, desain grafis, audio, video, hingga gambar gif.

Tak dipungkiri jurnalisme di Indonesia telah mengalami perubahan besar dalam beberapa dekade terakhir. Dari yang berupa tulisan cetak, hingga menjadi sebuah situs berita online multimedia. Perlahan, media online berusaha menciptakan pengalaman yang lebih menyeluruh ke para pembacanya.

Referensi:

Widodo, Y. (2020). Jurnalisme multimedia. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun