Mohon tunggu...
Albert Benjamin Febrian Purba
Albert Benjamin Febrian Purba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang gemar menciptakan berbagai konten, terutama karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Film

Darah dan Doa, Pemantik Semangat Industri Perfilman Indonesia

17 September 2023   18:19 Diperbarui: 16 Desember 2023   02:15 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Darah dan Doa adalah film pertama yang diproduksi oleh sutradara dan perusahaan film asal Indonesia. Film ini disutradarai oleh Usmar Ismail dan mulai diproduksi pada 30 Maret 1950. 

Tak dipungkiri, saat ini industri perfilman di Indonesia sedang berkembang pesat. Hal ini juga tidak terlepas dari sejarah yang dialami industri perfilman tanah air. Sejarah telah menuntun industri perfilman Indonesia untuk mengalami perubahan.

Jauh sebelum berkembang seperti saat ini, terdapat film-film yang menjadi "pemantik" perkembangan. Film karya Usmar Ismail yang berjudul "Darah dan Doa" atau "Long March of Siliwangi" adalah salah satunya. 

Darah dan Doa (1950) adalah film pertama yang diproduksi oleh sutradara dan perusahaan film tanah air (Lsf.go.id). Sebenarnya film pertama yang diproduksi di Indonesia bukanlah Darah dan Doa, melainkan Loetoeng Kasaroeng. Namun, Loetoeng Kasaroeng  diproduksi dengan adanya campur tangan Belanda saat itu.

Dilansir dari Kompas.com, Loetoeng Kasaroeng adalah film karya dua sutradara Belanda, G. Kruger dan L. Heuveldrop. Film ini pertama kali dirilis pada tahun 1926 oleh NV Java Film Company. Saat film Loetoeng Kasaroeng (1926) dirilis, Indonesia masih bernama resmi Hindia Belanda.

Film Nasional Pertama dan Hari Perfilman Nasional

Film Darah dan Doa (1950) diproduksi sepenuhnya oleh orang Indonesia (Muspen.kominfo.go.id). Film karya Usmar Ismail ini juga menjadi film pertama Indonesia sebagai negara yang merdeka. Sejumlah alasan tersebut menjadikan Darah dan Doa layak disebut sebagai film nasional pertama.

Film nasional pertama ini diproduksi oleh perusahan yang berasal dari Indonesia yaitu Perusahaan Film Nasional (Perfini). Perfini didirikan oleh Usmar Ismail pada tahun 1950 (Astuti, 2022, h. 7). Pengambilan gambar pertama film hitam putih ini dilakukan di tahun yang sama, tepatnya pada Kamis, 30 Maret 1950.

(Sumber: detikNews)
(Sumber: detikNews)

Berkat perannya, Usmar Ismail didapuk menjadi Bapak Perfilman Indonesia. Film berdurasi 128 menit ini juga mendapat apresiasi dari pemerintah Indonesia. Melansir dari Lsf.go.id,tanggal pengambilan gambar pertama film Darah dan Doa (1950) dijadikan landasan untuk menetapkan Hari Perfilman Nasional pada tahun 1999.

Pemeran

(Sumber: Good News From Indonesia)
(Sumber: Good News From Indonesia)

Dilansir dari Lsf.go.id, film hitam putih ini dirilis pertama kali pada Jumat, 1 September 1950. Film legendaris ini diperankan oleh sejumlah artis Indonesia saat itu.

Salah satu artis legendaris yang memainkan peran di film ini adalah "Ratu Horor" Suzzanna. Deretan pemeran lainnya seperti Ella Bergen, Faridah, R. D. Ismail, Del Juzar, Aedi Moward, dan A. Rachman.

Sinopsis Darah dan Doa 

Film karya Usmar Ismail ini bercerita tentang perjalanan prajurit Divisi Siliwangi yang dipimpin Kapten Sudarto (Del Juzar) dari Yogyakarta menuju Jawa Barat. Selama perjalanan panjang (long march) prajurit TNI Divisi Siliwangi harus melawan penjajah dan pemberontak di berbagai daerah.

Alih-alih digambarkan sebagai sosok pahlawan, Kapten Sudarto ditokohkan sebagai individu yang memiliki banyak kekurangan dan pengkhianatan. Kapten Sudarto digambarkan sebagai tokoh yang peragu dalam mengambil keputusan.

Selain peragu, sosok Sudarto juga digambarkan sebagai pria yang mudah jatuh cinta dengan wanita. Hal tersebut menyebabkan ia harus terlibat dalam perselingkuhan, meskipun ia telah memiliki seorang istri.

Kapten Sudarto dikisahkan turut serta dalam misi penumpasan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun 1948. Namun, sejatinya Kapten Sudarto menentang misi penumpasan tersebut, karena dinilai melawan bangsa sendiri. Film ini kemudian ditutup dengan matinya Sudarto yang ditembak oleh anggota PKI.

Darah dan Doa (1950) sekaligus menjadi film debut artis legendaris Suzzanna (iNews.id). Kepiawaian artis kelahiran 1942 ini dalam dunia peran menghasilkan banyak film-film terkenal Indonesia di kemudian hari. Nama Suzzanna kemudian semakin dikenal di industri perfilman tanah air.

Referensi

Astuti, R. A. V. (2022). Filmologi Kajian Film. Yogyakarta: UNY Press.

Gischa, S. (2020, Agustus 31). Loetoeng Kasaroeng : Film Pertama Buatan Indonesia. kompas.com. Diakses 16 September 2023, dari https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/31/120000069/loetoeng-kasaroeng-film-pertama-buatan-indonesia?page=all

Lembaga Sensor Film RI. (2021). DARAH DAN DOA. lsf.go.id. Diakses 16 September 2023, dari https://lsf.go.id/movie/darah-dan-doa-1950/

Museum Penerangan RI. (2022). Video Film Darah dan Doa. muspen.kominfo.go.id. Diakses 16 September 2023, dari https://muspen.kominfo.go.id/collections/video-film-darah-dan-doa

Sari, S., P. (5 Agustus 2021). Suzanna Artis Cantik Era 1970-an, Berawal Menang Kontes Tiga Dara Dinobatkan The Next Indriati Iskak . inews.id.  Diakses 16 September 2023, dari https://www.inews.id/lifestyle/seleb/suzanna-artis-cantik-era-1970-an-berawal-menang-kontes-tiga-dara-dinobatkan-the-next-indriati-iskak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun