Sebagian besar orang di dunia ini ingin untuk bahagia. Sebenarnya apa bahagia itu?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bahagia adalah keadaan atau perasaan senang dan tentram, dimana seseorang terbebas dari segala yang membebaninya/menyusahkannya. Menurut seorang pakar positif psikologi, Martin Seligman, bahagia dibagi jadi 3 tipe, yaitu kenikmatan (pleasure), keterlibatan (engagement), dan arti kehidupan (meaning). Berikut penjelasannya :
Kenikmatan (Pleasure)
Kebahagiaan tipe ini meliputi perasaan enak/nikmat dalam tubuh seseorang yang didatangkan dari indera-inderanya. Contohnya adalah seseorang yang menikmati pijatan pada tubuhnya yang lelah, orang yang sedang makan makanan enak di restoran mewah, tidur nyenyak yang dialami seseorang karena sangat lelah, dan sebagainya.
Dikarenakan kenikmatan yang dirasakan, kebahagiaan tipe ini membuat orang yang merasakannya ingin lebih dan lebih lagi, baik itu lebih banyak, lebih sering, lebih kaya, lebih besar, lebih lama. Dan hal ini memunculkan faktor semakin berkurangnya kenikmatan yang ia rasakan setelah hal tersebut dilakukan berulang kali.
Keterlibatan (Engagement)
Keterlibatan yang dimaksudkan adalah perasaan benar-benar menikmati apa yang sedang dilakukan, perasaan dimana seseorang benar-benar masuk ke dalam aktivitas/suatu hal yang dilakukan. Contohnya wiraswasta yang gila kerja sedang bekerja keras, seseorang yang sedang kasmaran/jatuh cinta, pembalap yang sedang mengikuti balapan, dan sebagainya. Mereka benar-benar masuk kedalam kegiatan yang sedang mereka lakukan/jalani, dan terkadang membuat mereka lupa waktu maupun yang ada disekitar mereka.
Arti Kehidupan (Meaning)
Perasaan dimana seseorang akhirnya menemukan arti/makna hidupnya. Kebahagiaan tipe ini membuat seseorang merasakan perasaan bahagia yang dalam walaupun dirinya tidak sekaya orang-orang kaya, tidak hidup segemerlap selebritis. Hal ini didapatkan seseorang disaat ia dapat membagikan kebaikan bagi orang lain, ketika seseorang melihat anaknya telah sukses, ketika seseorang dapat berkumpul dengan orang-orang yang ia cintai dengan penuh sukacita melihat mereka hidup damai dan aman, dan lain-lain.
Menurut ajaran Buddha, kebahagiaan juga berarti :
- Seseorang merasa puas dengan apa yang dimiliki dalam hidup
- Seseorang dapat menggunakan dan menikmati apa yang dimiliki
- Tidak memiliki beban/hutang
- Terbebas dari kejahatan (pikiran, perkataan, perbuatan, dan hal negatif lainnya)
Berdasarkan penelitian dari para pakar, Bahagia merupakan kombinasi dari besarnya kepuasan seseorang terhadap hidupnya dan bagaimana seseorang menikmati hidupnya dari hari ke hari. Contohnya seorang guru yang menikmati pekerjaannya dengan sepenuh hati mendidik murid-muridnya, dan muridnya akhirnya dapat meraih kesuksesan. Kesukseskan yang diraih sang murid memunculkan kebahagiaan dalam hidup sang guru. Bahagia ternyata juga tergantung dari :
- 50%Â Genetik seseorang
- 40%Â Cara pikir diri sendiri
- 10%Â Lingkungan (aktivitas, pergaulan, dll)
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa bahagia bersumber 90% dari dalam diri kita sendiri dan hanya 10% dari faktor luar diri kita.Hal ini membuat bahagia menjadi sebuah pilihan bagi setiap individu, bagaimana dengan anda?(CIN)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H