Nino yang tampil sebagai bek tengah dan diduetkan bersama seniornya, Diego Carlos, tampil sangat impresif. Beberapa catatannya pun cukup membanggakan. Sebagai penjaga jantung pertahanan, bek asal klub Fluminense tersebut berhasil mencatatkan 1,2 intersep per laga, 0,8 tekel per laga, dan 3,0 sapuan per laga.Â
Bila sapuan per laga itu anda rasa tak menunjukkan angka yang "banyak", tetapi catatan tersebut melampaui para bek tengah Spanyol seperti Pau Torres, Eric Garcia, bahkan sama dengan rekannya, Diego Carlos sepanjang turnamen berlangsung. Hal ini yang menjadi bukti kuatnya lini pertahanan Brasil selama olimpiade.
Nama kedua ada Guilherme Arana. Penampilan impresifnya mengingatkan kita bahwa Brasil memang tidak pernah kehabisan pemain di posisi bek kiri. Setelah ada nama-nama seperti Marcelo, Alex Sandro, hingga Roberto Carlos kini ada Arana yang berpotensi menjadi langganan bek kiri tim nasional.
Kemampuannya dalam posisi bertahan maupun membantu serangan cukup membantu Brasil yang kerap menyerang lewat sayap. Meski hanya memberikan satu asis, pemain asal Atletico Mineiro ini cukup cerdik dalam menjaga lebar lapangan.Â
Bila Arana bisa segera mentas di liga top eropa lagi setelah sebelumnya tidak berhasil bersama Atalanta dan Sevilla, bukan tidak mungkin dirinya bisa terus mengasah diri hingga menjadi bek kiri terbaik dunia yang kesekian kalinya berasal Brasil.
SOURCE:
- Sofascore
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H