Hingga waktu menunjukkan 45 menit, skor masih kacamata.
Di awal babak kedua, AS maupun Meksiko masih sama-sama menerapkan pola serangan yang kurang lebih sama dengan babak pertama. Hanya dalam pertahanan, AS tampak lebih solid dan kali ini mengandalkan 4 pemain untuk mengganggu bek lawan mengalirkan bola.
Tetapi, di babak ini Meksiko tetap saja bisa lebih menguasai pertandingan dengan ball possession yang terjaga diatas 60%.
Hanya, justru AS yang cukup banyak memberikan ancaman ke gawang Meksiko. Kondisi Zardes 1 vs 1 dengan Talavera yang tendangannya masih melebar ke sisi kiri hingga Matthew Hoppe yang membukukan 2 peluang dalam 5 menit.Â
Dari sisi pasukan Gerardo Martino, mereka tidak begitu mengancam, terutama lewat tendangan-tendangannya. Dari 6 total shots, tidak ada satupun yang mengarah ke gawang.
Ingin bisa lebih tampil menyerang, Meksiko memasukkan dua pemain dengan energi baru yang punya insting menyerang, yaitu Erick Guttierez dan Rodolfo Pizarro.Â
Namun, hingga peluit panjang babak kedua dibunyikan, skor masih tetap kacamata.
Masuk ke babak pertama tambahan waktu tidak membuat Meksiko kendor. Hector Herrera dkk masih menginisiasi serangan lewat penguasaan bola yang mencapai angka 63%, diatas pada babak kedua waktu normal.
Di babak ini kedua tim cenderung sabar dan menunggu terbukanya celah. Alhasil, AS dan Meksiko hanya saling berbagi 1 shots on target.
Pada babak kedua tambahan waktu segalanya berubah. Gyasi Zardes dkk lebih agresif dalam menyerang. Mereka berani memainkan formasi 2-4-4 sewaktu in possession untuk mengancam pertahanan Meksiko yang sudah membentuk 4 bek.
Serangan demi serangan yang agresif memaksa Edson Alvarez yang keletihan harus melanggar Gioacchini yang notabene baru masuk pada babak kedua dan masih tampak segar. Memang sang penyerang dari klub Caen itu cukup merepotkan lini kiri pertahanan Meksiko sejak dimasukkan. Pelanggaran Alvarez ini sekaligus membuat wasit Said Martinez mengeluarkan kartu kuning yang ketiga pada pemain Meksiko.