Lebih impresifnya Jepang berhasil mencetak total 7 gol dan hanya kebobolan 1 gol. Penampilan baik dari barisan belakang tak lepas dari para 4 bek dan juga sang penjaga gawang, Kosei Tani. Pemain asal Shonan Bellmare itu berhasil mencatatkan 2 save per game. Catatan susunan 4 bek Jepang pun cukup baik dengan inteceptions per game 10,3 dan clearances per game 11,3.Â
Menghadapi Selandia Baru, pasukan Hajime Moriyasu harus bisa memaksimalkan bola-bola muntah seperti saat melawan Prancis kemarin. Mengandalkan second chance menjadi senjata utama bagi Jepang agar bisa mengacak-acak pola pertahanan Selandia Baru yang cukup keras.
Selandia Baru
Selandia Baru lolos dengan susah payah dari Grup B. Hanya menang melawan Korea Selatan di laga awal, imbang dengan Romania dan tumbang melawan Honduras cukup membuat mereka menuju perempat final. Catatan selisih golnya pun tidak terlalu istimewa, hanya mencetak dan kebobolan sama-sama 3 gol. Namun, kebobolan 3 gol justru membuat mereka menjadi tim paling sedikit kebobolan di Grup B.
Sisi pertahanan mereka memang benar kuat. Selain menjadi tim yang kebobolan paling sedikit di grup B, mereka memiliki catatan di sisi defensif yang cukup baik. Dengan tackles per game sebanyak 15,3 kali, interception per game 13,0 dan clearances per game sebanyak 21,0 kali dan menjadi yang paling tinggi diantara para perempat finalis.
Melawan beberapa tim yang mengandalkan ball possession seperti Korea Selatan di babak grup, membuat aspek serangan tim yang dilatih Danny Hay ini lebih banyak menunggu dan mengandalkan counter attack. Tim inipun lebih kerap mengganti formasi. Dari 3 laga yang dijalani ada tiga formasi berbeda yang membuktikan bahwa pasukan Selandia Baru ini selalu menyesuaikan diri dengan lawannya.
Ada kemungkinan penyesuaian dalam melawan sang tuan rumah Jepang di 8 besar nanti. Jepang yang punya tipe bermain agak sama dengan Korea Selatan tentu akan memudahkan mereka mengantisipasi permainan cepat dan umpan-umpan pendek yang biasa dilakukan Jepang maupun Korea Selatan.
Brasil