Mohon tunggu...
Hosea
Hosea Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa Akuntansi | Peniqmat Sepakbola | Disela Semester

Hidup bisa memberi segala, bagi semua yang mau mencari tau dan pandai menerima - Bumi Manusia

Selanjutnya

Tutup

Bola

Ancaman Los Cules

23 Juli 2021   08:00 Diperbarui: 23 Juli 2021   16:14 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Periode 2020/21 menjadi musim yang berliku bagi Barcelona. Finis di peringkat tiga La Liga di bawah dua rival asal Madrid dan mandek di 16 besar UEFA Champions League menunjukkan inkonsistensi mereka musim lalu. Namun, keberhasilan dalam menjuarai Copa del Rey dengan melibas Athletic Bilbao empat gol tanpa balas tetap mengisyaratkan bahwa Barcelona tidak sepenuhnya melemah.

Memang seolah sang kapten, Leo Messi, menjadi tulang punggung tim pada musim lalu. Total 30 gol yang Ia cetak di La Liga berjarak sejumlah 17 gol dengan topskor kedua Barca, Griezmann dengan 13 gol. Gap gol tersebut juga harus menjadi alarm bagi Barcelona untuk segera membenahi lini depannya.

Bahkan, di musim 2020/21 ini menjadi yang paling sedikit dalam urusan mencetak gol bagi Barcelona di La Liga selama 4 musim ke belakang. Terlebih ini juga memperlihatkan penurunan jumlah gol yang signifikan dari musim 2016/17 ke musim 2020/21. 

Pada musim 2016/17, Barcelona dengan fantastisnya berhasil mencetak total gol di Liga sebanyak 116 gol. Tahun-tahun setelahnya turun menjadi 99 gol, 90 gol, 86 gol, dan di musim 2020/21 hanya 85 gol.

Sejak ditinggalkan Luis Suarez, Barca seolah kehilangan mesin gol lain selain Messi. Griezmann yang digadang bisa menggantikan peran El Pistolero, tidak bisa berbuat banyak. Selain karena peran dan posisi yang berbeda antar keduanya, finishing Griezmann tampaknya masih belum seganas Suarez.

Adapun pemain di lini depan lainnya seperti Trincao belum bisa menunjukkan kemampuannya dengan baik, karena dirinya masih minim pengalaman. Martin Braithwaite juga belum dirasa maksimal. Sementara, Dembele dan Ansu tidak bisa berkontribusi lebih karena lebih banyak berkutat dengan cidera. 

Inilah yang menjadi satu alasan juga buat El Barca selalu merotasi formasi dan trio lini depan mereka. Sebanyak total 8 kali Koeman mengubah formasi dari laga ke laga. Dan trio lini depan mereka berubah-ubah, Messi kerap gonta-ganti rekan. Bisa dengan Griezmann-Dembele, Dembele-Ansu Fati, Trincao-Griezmann ataupun juga Griezmann-Braithwaite.

Beberapa masalah tersebutlah yang memotivasi Barcelona dengan sang Presiden barunya, Juan Laporta, untuk mendatangkan pemain-pemain tambahan guna menambah amunisi. Eric Garcia dan Emerson Royal di lini belakang, hingga Aguero dan Depay di lini depan. Bahkan yang terbaru berhasil mendatangkan wonderkid asal Austria berposisi gelandang serang, Yusuf Demir.

Kedatangan Aguero dan Depay jelas menambah amunisi di lini depan yang kemampuannya bukan kaleng-kaleng. Kedua pemain tersebut bisa mengisi lini depan, khususnya striker dan sisi kiri Barcelona, bersanding dengan Messi di kanan. Mungkin juga kedatangan ini bisa sedikit meringankan beban Messi yang musim lalu kerap mengisi posisi beragam di lini depan.

Flank kanan dengan Messi, kiri dengan Depay, tengah oleh Aguero dan dibelakangnya ada Griezmann. Mungkin begitu penampakan formasi yang bisa digunakan Barcelona musim depan (bila Griezmann bertahan). Posisi belakang striker pun juga masih dapat diisi oleh Pedri.

@FabrizioRomano
@FabrizioRomano

Barcelona yang kerap menciptakan peluang di kotak 18 yard musim lalu dengan catatan 55% akan semakin membabi buta dengan datangnya Depay dan Aguero. Sebagai catatan, musim lalu dari total 4 gol Aguero, seluruhnya dicetak di inside box. Begitupun seorang Memphis Depay, musim lalu 85% gol yang Ia ciptakan adalah lewat inside box atau dalam kotak penalti. Ditambah sokongan Pedri yang kerap memberi umpan terobosan langsung ke kotak penalti lawan akan jadi lebih berbahaya.

Berpindah ke lini tengah, rotasi Koeman pun kurang lebih akan sama dengan musim lalu. Mengandalkan Busquets-Pedri-de Jong. Namun, kemungkinan Griezmann diturunkan menjadi gelandang serang menambah lini tengah mereka menjadi kaya.

Tak kalah penting di lini belakang. Kedatangan Eric Garcia dari Manchester City ke klub masa kecilnya ini membuat pertahanan Barcelona akan lebih kokoh dibanding musim lalu yang juga kerap melakukan rotasi. Apalagi, penampilan Eric bersama timnas Spanyol di Euro lalu cukup luar biasa. 

Ketenangannya dalam memainkan bola dan memberi umpan pendek ke tengah maupun samping menjadi nilai plus di sistem bermain Barcelona musim depan.

Kecermatan membeli pemain ini bisa jadi membuat Koeman akan kembali ke pakem 4-3-3 nya tanpa perlu khawatir lini belakang. Terlebih, di musim lalu formasi ini yang membawa mereka pada 8 kemenangan, 1 seri dan tanpa kekalahan. 

Plot twist-nya, apabila ternyata Messi tidak bertahan di Barcelona musim depan, semua analisa ini bisa tampak sia-sia. Walaupun agak mustahil tidak melihat Messi berseragam Barcelona karena dirinya siap turun gaji untuk tetap ada di Camp Nou.

@FabrizioRomano
@FabrizioRomano

Source:

- Whoscored

- Sofascore

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun