Barcelona. Finis di peringkat tiga La Liga di bawah dua rival asal Madrid dan mandek di 16 besar UEFA Champions League menunjukkan inkonsistensi mereka musim lalu. Namun, keberhasilan dalam menjuarai Copa del Rey dengan melibas Athletic Bilbao empat gol tanpa balas tetap mengisyaratkan bahwa Barcelona tidak sepenuhnya melemah.
Periode 2020/21 menjadi musim yang berliku bagiMemang seolah sang kapten, Leo Messi, menjadi tulang punggung tim pada musim lalu. Total 30 gol yang Ia cetak di La Liga berjarak sejumlah 17 gol dengan topskor kedua Barca, Griezmann dengan 13 gol. Gap gol tersebut juga harus menjadi alarm bagi Barcelona untuk segera membenahi lini depannya.
Bahkan, di musim 2020/21 ini menjadi yang paling sedikit dalam urusan mencetak gol bagi Barcelona di La Liga selama 4 musim ke belakang. Terlebih ini juga memperlihatkan penurunan jumlah gol yang signifikan dari musim 2016/17 ke musim 2020/21.Â
Pada musim 2016/17, Barcelona dengan fantastisnya berhasil mencetak total gol di Liga sebanyak 116 gol. Tahun-tahun setelahnya turun menjadi 99 gol, 90 gol, 86 gol, dan di musim 2020/21 hanya 85 gol.
Sejak ditinggalkan Luis Suarez, Barca seolah kehilangan mesin gol lain selain Messi. Griezmann yang digadang bisa menggantikan peran El Pistolero, tidak bisa berbuat banyak. Selain karena peran dan posisi yang berbeda antar keduanya, finishing Griezmann tampaknya masih belum seganas Suarez.
Adapun pemain di lini depan lainnya seperti Trincao belum bisa menunjukkan kemampuannya dengan baik, karena dirinya masih minim pengalaman. Martin Braithwaite juga belum dirasa maksimal. Sementara, Dembele dan Ansu tidak bisa berkontribusi lebih karena lebih banyak berkutat dengan cidera.Â
Inilah yang menjadi satu alasan juga buat El Barca selalu merotasi formasi dan trio lini depan mereka. Sebanyak total 8 kali Koeman mengubah formasi dari laga ke laga. Dan trio lini depan mereka berubah-ubah, Messi kerap gonta-ganti rekan. Bisa dengan Griezmann-Dembele, Dembele-Ansu Fati, Trincao-Griezmann ataupun juga Griezmann-Braithwaite.
Beberapa masalah tersebutlah yang memotivasi Barcelona dengan sang Presiden barunya, Juan Laporta, untuk mendatangkan pemain-pemain tambahan guna menambah amunisi. Eric Garcia dan Emerson Royal di lini belakang, hingga Aguero dan Depay di lini depan. Bahkan yang terbaru berhasil mendatangkan wonderkid asal Austria berposisi gelandang serang, Yusuf Demir.
Kedatangan Aguero dan Depay jelas menambah amunisi di lini depan yang kemampuannya bukan kaleng-kaleng. Kedua pemain tersebut bisa mengisi lini depan, khususnya striker dan sisi kiri Barcelona, bersanding dengan Messi di kanan. Mungkin juga kedatangan ini bisa sedikit meringankan beban Messi yang musim lalu kerap mengisi posisi beragam di lini depan.
Flank kanan dengan Messi, kiri dengan Depay, tengah oleh Aguero dan dibelakangnya ada Griezmann. Mungkin begitu penampakan formasi yang bisa digunakan Barcelona musim depan (bila Griezmann bertahan). Posisi belakang striker pun juga masih dapat diisi oleh Pedri.