Berbagai masalah pun bertubi-tubi mendatanginya, mulai dari konflik dengan istri-nya karena masalah keuangan hingga bagaimana Ia berproses menyatukan para pemain yang berbeda agama untuk menjadi satu mewakili Maluku di kompetisi nasional.
Hal tersebut membuat langkah tim Maluku berliku di kompetisi tersebut. Konflik yang terjadi justru tidak lagi ada di Ambon, tapi di tim internal Maluku.Â
Dengan beberapa pemain memiliki dendamnya masing-masing atas konflik di Ambon tersebut, membuat mereka sulit untuk bisa menerima pemain lain dengan agama dan keyakinan yang berbeda.Â
Dan disitulah peran Sani yang notabene sebagai pelatih tim Maluku, Ia menjadi penengah dan memberi motivasi pada para pemainnya yang tentu membuat kita terkesima saat menonton.
Film ini bisa dibilang adalah sebuah karya terbaik khususnya di kancah film yang bertemakan sepakbola di Indonesia. Latar konflik, nilai persatuan, hingga toleransi dan dialog antar agama seolah terjadi lewat sepakbola yang dimainkan. Menurut saya, film ini menjadi rekomen nomor 1 apabila anda mencari film dari Indonesia dan secara khusus bertemakan tentang sepakbola.
SUNDERLAND TILL I DIE
Bila Cahaya dari Timur menjadi film bertema sepakbola terbaik di Indonesia, yang ini menurut saya menjadi yang terbaik di luar Indonesia. Film dokumenter ini berjudul Sunderland Till I Die. Tentu serial dokumenter yang terdiri dari 2 season ini menceritakan perjuangan tim di sebuah kota kecil di timur laut Inggris yang pernah bersaing di Liga Premier Inggris, Sunderland AFC.
Bila film/serial sebelumnya yang mayoritas punya cerita tentang kemenangan dan kebahagiaan, jangan harap di serial ini kalian menemuinya lagi. Semua yang diceritakan disini penuh rasa sedih dan kecewa. Di season 1 serial ini sendiri mengangkat perjuangan keras para skuad The Black Cats yang baru saja terdegradasi untuk pertama kalinya dari Liga Premier Inggris musim 2016/2017 setelah 10 musim terakhir.
Kenapa kekecewaan dan kesedihan? jawabannya adalah karena perjuangan mereka untuk kembali naik ke Liga Premier Inggris dari Divisi Championship musim 2017/2018 justru berbanding terbalik dan mengirim mereka untuk kembali terdegradasi dan bermain di Divisi Kedua kompetisi sepakbola Inggris, League One.Â
Kedekatan para suporter dalam mendukung Sunderland juga digambarkan disini, walau mayoritas penggambarannya adalah perjuangan dan kekecewaan serta tangisan. Bahkan, ada satu scene yang memperlihatkan para suporter berdoa bersama Pastor di Gereja St. Mary untuk mendoakan Sunderland agar bisa segera bangkit kembali.