Penceritaan latar belakangnya pun adalah proses perjuangan Boca Junior yang hendak menghadapi musim baru 2017/2018. Mulai dari pra-musim, pembelian pemain, serta berbagai pertandingan yang mereka lalui di beberapa ajang seperti Liga Super Argentina, Piala Libertadores dan Piala Super Argentina disuguhkan dalam serial ini.
Bahkan, pra-musim yang mereka jalani tidak hanya scene-scene saat latihan saja, namun bagaimana dari proses mereka menyewa sebuah hotel di Buenos Aires untuk menjadi camp sementara para pemain hingga musim dimulai serta menunjukkan bagaimana kedekatan antar pemain di sana.
Serial dokumenter ini pun cukup menampilkan beberapa drama yang agak menguras emosi. Cidera yang menimpa pemain-pemain inti mereka pada saat itu seperti Fernando Gago sang kapten dan topskor tim Benedetto. Hal tersebut membuat tim harus benar-benar menguras tenaga untuk menemukan racikan baru yang tentunya juga menjadi yang terbaik.Â
Disini juga menampilkan kembalinya Carlos Tevez ke pelukan Boca Junior setelah beberapa musim merantau ke eropa. Tevez didatangkan guna mengisi kekosongan yang ditinggal Benedetto di lini depan, Ia pun berjibaku dengan pemain lainnya seperti Magallan, Cardona, Nandez hingga kompatriotnya di lini depan, Ramon "Wanchope" Abila. Perjuangan berliku yang melibatkan emosi pada tiap pemain membuat serial ini menarik untuk dinikmati.
Catatan juga bagi para penikmat supporter dan ultras, serial ini juga menampilkan proses bagaimana para pendukung Boca Junior memadati La Bombonera, rumah dari Boca Junior. Serta bagaimana mereka dengan segala perjuangan dan kreatifitas yang dibentuk, memberi dukungan terus menerus kepada tim Azul y Oro (julukan Boca Junior yang berarti Biru-Emas).
CAHAYA DARI TIMUR: BETA MALUKU
Untuk yang satu ini adalah film bernuansa sepakbola asal negeri kita tercinta, Indonesia. Film ini merupakan karya dari sutradara yang namanya cukup malang melintang di tahun 2020 ini, yaitu Angga Dwimas Sasongko bersamaan dengan diproduseri oleh penyanyi legend asal Indonesia, Alm. Glenn Fredly.Â
Yang paling menjadi daya tarik adalah film ini mengangkat nuansa sepakbola di tempat penghasil pesepakbola berbakat di Indonesia, yaitu Ambon, Maluku. Kita tahu bahwa Ramdani Lestaluhu, Rizky Pellu, Alfin Tuasalamony, hingga Hendra Adi Bayauw adalah beberapa pemain bintang di Indonesia dan berasal dari Maluku.
Film ini menceritakan seorang Sani Tawainella (Chicco Jerikho) yang merupakan seorang tukang ojek di kota Tulehu, Maluku Tengah. Dirinya merasa tergugah dan kesal kala harus melihat para anak-anak ikut dalam konflik antar umat beragama di Ambon. Cerita dari film ini memang dilatar belakangi oleh peristiwa nyata di Ambon pada sekitar tahun 1999-2000.Â
Cara seorang Sani dalam memisahkan para anak-anak dengan konflik yang terjadi pun adalah yang menjadi sorotan di film ini yaitu melalui sepakbola. Ia melatih para anak-anak Tulehu bermain sepakbola, dengan dalih agar mereka tidak terus-terusan ikut konflik yang membahayakan.Â