Sebagai kontestan La Liga, mereka menduduki klub dengan nilai skuad termurah kedua dengan nominal Rp 662,24 Milyar. Mereka hanya lebih mahal dari Elche.
BACA JUGA:Â Mengenal Peran Pemain Half-Back dalam Sepakbola era-Modern
Melihat ke Copa del Rey, tim yang identik dengan warna kuning-biru mempunyai catatan yang bahkan lebih baik ketimbang dua tim asal Ibukota, Real Madrid dan Atletico Madrid. Cadiz berhasil lolos dua babak setelah mengalahkan Ribadumia dan Pontevedra. Walau, pada akhirnya jalan mereka dikandaskan oleh Girona.
Menilik kembali catatan mereka yang tampak tidak terlalu buruk untuk tim promosi cukup menggugah untuk bisa dibahas lebih lanjut. Bagaimana sih gaya bermain tim ini sehingga menyulitkan tim sekelas Real Madrid dan Barcelona?Â
GAYA MAIN TIM
Cadiz CF bermain menggunakan beragam formasi selama musim ini. Tercatat dari 21 kali bermain, Cadiz telah menggunakan empat formasi berbeda.
Dengan penjabaran 4-4-2 sebanyak 16 kali, 4-2-3-1 sebanyak 3 kali, 4-4-1-1 dan 4-1-4-1 sama-sama sebanyak 1 kali. Hal ini menandakan bahwa mereka berusaha menyesuaikan kualitas lawan dalam bermain.
Sebagai contoh, setelah menjalankan beberapa laga dengan formasi pakem 4-4-2, mereka langsung mengubahnya kala bertemu dengan Bilbao. Cadiz menggunakan formasi 4-4-1-1 di laga ini, sadar akan kualitas membuat mereka memasang 8 pemain sekaligus di area pertahanan secara rapat.
Contoh kedua saat melawan Barcelona, setelah kembali menggunakan formasi pakemnya pasca melawan Bilbao, Cadiz kembali merubah strategi dengan menurunkan formasi yang baru kembali, yaitu 4-1-4-1.
Memanfaatkan satu pivot yaitu Jens Jonsson sebagai komando yang menjalankan progresi ke depan. Saat bertahan mereka dapat membuat Jonsson drop between defenders sehingga membentuk formasi 5-4-1 rapat, yang kala itu berhasil menyusahkan Messi, Griezmann dan juga Coutinho.
Dengan kualitas pas-pasan, Cervera tidak mau ambil pusing dengan banyak-banyak mengaplikasikan teknik dan taktik yang membuat timnya berjalan tidak efektif. Bahkan, dengan banyaknya tim yang kerap mengandalkan ball possesion dengan cepat, mereka lebih memilih mengandalkan direct ball.