Mohon tunggu...
Hosea
Hosea Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa Akuntansi | Peniqmat Sepakbola | Disela Semester

Hidup bisa memberi segala, bagi semua yang mau mencari tau dan pandai menerima - Bumi Manusia

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Cadiz CF Jadi Bukti Harga Murah Kualitas Boleh Diadu

14 Februari 2021   10:00 Diperbarui: 16 Februari 2021   16:36 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai kontestan La Liga, mereka menduduki klub dengan nilai skuad termurah kedua dengan nominal Rp 662,24 Milyar. Mereka hanya lebih mahal dari Elche.

BACA JUGA: Mengenal Peran Pemain Half-Back dalam Sepakbola era-Modern

Melihat ke Copa del Rey, tim yang identik dengan warna kuning-biru mempunyai catatan yang bahkan lebih baik ketimbang dua tim asal Ibukota, Real Madrid dan Atletico Madrid. Cadiz berhasil lolos dua babak setelah mengalahkan Ribadumia dan Pontevedra. Walau, pada akhirnya jalan mereka dikandaskan oleh Girona.

Menilik kembali catatan mereka yang tampak tidak terlalu buruk untuk tim promosi cukup menggugah untuk bisa dibahas lebih lanjut. Bagaimana sih gaya bermain tim ini sehingga menyulitkan tim sekelas Real Madrid dan Barcelona? 

GAYA MAIN TIM

Cadiz CF bermain menggunakan beragam formasi selama musim ini. Tercatat dari 21 kali bermain, Cadiz telah menggunakan empat formasi berbeda.

Dengan penjabaran 4-4-2 sebanyak 16 kali, 4-2-3-1 sebanyak 3 kali, 4-4-1-1 dan 4-1-4-1 sama-sama sebanyak 1 kali. Hal ini menandakan bahwa mereka berusaha menyesuaikan kualitas lawan dalam bermain.

Sebagai contoh, setelah menjalankan beberapa laga dengan formasi pakem 4-4-2, mereka langsung mengubahnya kala bertemu dengan Bilbao. Cadiz menggunakan formasi 4-4-1-1 di laga ini, sadar akan kualitas membuat mereka memasang 8 pemain sekaligus di area pertahanan secara rapat.

Contoh kedua saat melawan Barcelona, setelah kembali menggunakan formasi pakemnya pasca melawan Bilbao, Cadiz kembali merubah strategi dengan menurunkan formasi yang baru kembali, yaitu 4-1-4-1.

Memanfaatkan satu pivot yaitu Jens Jonsson sebagai komando yang menjalankan progresi ke depan. Saat bertahan mereka dapat membuat Jonsson drop between defenders sehingga membentuk formasi 5-4-1 rapat, yang kala itu berhasil menyusahkan Messi, Griezmann dan juga Coutinho.

Dengan kualitas pas-pasan, Cervera tidak mau ambil pusing dengan banyak-banyak mengaplikasikan teknik dan taktik yang membuat timnya berjalan tidak efektif. Bahkan, dengan banyaknya tim yang kerap mengandalkan ball possesion dengan cepat, mereka lebih memilih mengandalkan direct ball.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun