Sekolah ibarat kata digambarkan layaknya sebuah laboratorium, sebuah tempat dimana anak-anak muda melakukan eksperimen dan mencoba banyak hal. Menjadi sebuah sarana taman bermain intelektual dan pembelajaran bukan hanya sekedar pengetahuan, tetapi juga tentang diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka.
Parents Day Kolese Kanisius 2024 yang dilaksanakan pada tanggal 28 Juli merupakan sebuah acara kebersamaan seluruh keluarga besar Kolese Kanisius bersama dengan keluarga. Acara rutinitas tahunan Kolese Kanisius yang bermitra dengan berbagai pihak ini menyuguhkan beragam aktivitas yang dapat dilakukan bersama dengan keluarga.Â
Menjadi sebuah ajang untuk para Kanisian, sebutan para siswa di Kolese Kanisius, dalam menampilkan serta mempersembahkan kemampuan yang mereka miliki kepada keluarga. Dukungan dan sorak-sorai bangga dari orang tua menyelimuti seluruh ruangan pertunjukan, tanpa terkecuali teater lantai 4 Gedung Ignatius.Â
Melihat kemampuan dan minat dari para siswanya menjadi motivasi bagi sebuah institusi pendidikan formal yang memiliki tujuan untuk mendidik peserta didiknya. Pendidikan di sekolah seharusnya tidak hanya sekedar pendidikan yang menyuguhkan hidangan materi dan kognitif, melainkan juga nilai moral sosial-masyarakat.Â
Berbicara tentang aspek akademis, saat ini tidak lagi menjadi masalah bagi anak-anak muda untuk menerapkan pola pembelajaran secara mandiri tanpa kehadiran seorang pendidik. Dengan kemajuan teknologi, mereka memiliki akses mudah untuk mencari informasi dan sumber belajar melalui internet. Teknologi mempermudah mereka dalam mengeksplorasi materi dan mengembangkan pengetahuan secara mandiri, bukan tidak mungkin bagi mereka untuk belajar sendiri tanpa bimbingan orang lain.
Apa yang membedakan peran pendidik dalam membangun karakter peserta didik adalah pengalaman mereka. Seorang guru yang berpengalaman mampu menerapkan metode pembelajaran yang menarik dan efektif, mengintegrasikan contoh-contoh nyata serta pengalaman langsung di lapangan. Dengan pendekatan ini, guru tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga memberikan gambaran yang lebih jelas dan nyata, yang membantu siswa memahami dan menginternalisasi nilai-nilai yang diajarkan dengan lebih mendalam.
Dengan bimbingan dari guru yang berpengalaman dan memiliki jam terbang tinggi, siswa mulai menjalani ekspedisi untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Para guru, dengan kebijaksanaan dan keahlian mereka, membantu siswa menjelajahi berbagai bidang, sehingga mereka dapat menemukan dan mengembangkan potensi yang benar-benar menarik perhatian dan membangkitkan semangat mereka.
Di sinilah Kolese Kanisius, sebagai salah satu institusi pendidikan terkemuka di Jakarta dan bahkan di Indonesia, memiliki tujuan yang sejalan. Sekolah yang didirikan pada tahun 1927 oleh para imam Jesuit ini merupakan salah satu sekolah Katolik tertua di Indonesia. Kolese Kanisius memiliki tujuan untuk menyediakan pendidikan berkualitas yang mengintegrasikan nilai-nilai Ignatian, yaitu pendekatan pendidikan yang menekankan pada pembentukan karakter, kecerdasan, dan pengabdian kepada masyarakat.
Kolese Kanisius didirikan dan memulai praktik pembelajarannya di tengah penjajahan kolonial Belanda, dengan kelas yang setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) saat ini, yaitu Algemene Middelbare School (AMS). Fasilitas sekolah mulai diperkenalkan pada tahun 1929, termasuk gedung-gedung dan lapangan olahraga yang mendukung kegiatan belajar mengajar. Momen ini menandai awal perjalanan panjang Kolese Kanisius sebagai institusi pendidikan yang berkomitmen pada kualitas.
Seiring berkembangnya sekolah, Kolese Kanisius merumuskan visi dan misi yang kuat, berlandaskan pada ciri khas pendidikan Jesuit. Dengan fokus pada pengembangan holistik, sekolah ini mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan non-akademis. Hal ini terlihat dari terbentuknya berbagai komunitas, seperti paduan suara, teater, orkestra, dan majalah, yang memberikan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi bakat dan minat mereka di luar kelas.
Kehadiran komunitas-komunitas ini mencerminkan kesungguhan Kolese Kanisius dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan siswa secara menyeluruh. Sekolah ini juga aktif menjalin kerja sama dengan institusi lain, termasuk sekolah-sekolah Katolik, untuk memperluas jaringan dan pengalaman siswa. Dengan adanya berbagai perhimpunan, Kanisius berhasil menciptakan atmosfer kolaboratif yang memperkaya pendidikan para peserta didiknya.
Sepanjang sejarahnya, Kolese Kanisius dikenal dengan tingkat kelulusan ujian akhir yang mencapai 90-100%. Keberhasilan ini tidak terlepas dari kerja sama yang solid, termasuk dengan sekolah-sekolah seperti Santa Ursula, Santa Maria, dan Tarakanita, yang melahirkan Craddha, teater dan drama Kolese Kanisius. Komunitas ini tidak hanya menambah warna dalam pendidikan, tetapi juga memperkuat identitas dan semangat komunitas di Kolese Kanisius.
Namun, harapan baru muncul ketika ekstrakurikuler teater kembali dihidupkan selama pandemi COVID-19, khususnya untuk siswa SMP. Di bawah bimbingan guru bahasa Indonesia yang akrab disapa Pak Prima, seni teater mulai diperkenalkan kembali kepada para Kanisian, memberi mereka kesempatan untuk mengeksplorasi kreativitas dan mengekspresikan diri.
Dengan metode pembelajaran daring yang inovatif, para siswa mulai terlibat dalam seni berakting dan bersandiwara. Dalam suasana yang menyenangkan dan penuh semangat, mereka menjalani pelatihan pelafalan dan intonasi, sambil tetap fokus pada latihan fisik yang mendukung vokal dan suara. Meskipun tantangan pandemi menghalangi pertemuan tatap muka, semangat para Kanisian untuk belajar dan berkolaborasi tetap berkobar.
Melalui berbagai kegiatan, siswa tidak hanya mengembangkan keterampilan teater, tetapi juga membangun rasa kebersamaan yang kuat. Setiap sesi latihan dipenuhi dengan tawa dan keceriaan, menciptakan atmosfer yang mendukung pertumbuhan bakat. Mereka mulai menyusun naskah dan merancang pertunjukan, menghidupkan kembali tradisi teater di Kolese Kanisius dengan cara yang segar dan relevan.
Para Kanisian aktif mengikuti berbagai lomba, baik di tingkat internal maupun eksternal, dan hasilnya cukup membanggakan dengan perolehan juara 1 dan 2. Dukungan dari sekolah pun sangat berarti, terutama dalam menyediakan sarana untuk pementasan teater, yang diadakan dalam acara malam kesenian, graduasi, dan kolaborasi dengan sekolah lain. Semua ini menunjukkan komitmen Kolese Kanisius untuk mengembangkan bakat dan kreativitas siswa.
Meskipun angkatan pertama ekstrakurikuler teater telah lulus ke SMA, semangat untuk berkarya tetap menyala. Mereka membawa pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh untuk membentuk komunitas kecil. Proyek besar pertama mereka adalah Easter Concert 2023, sebuah konser Paskah yang melibatkan kolaborasi dengan teman-teman dari sekolah Santa Ursula dan Santa Theresia, menampilkan kisah sengsara Tuhan Yesus dalam bentuk tablo yang umumnya ditampilkan pada masa Paskah bagi umat Katolik.
Di bawah arahan Pak Prima dan dibantu oleh asisten sutradara dari kalangan siswa, persiapan hingga pementasan berjalan dengan lancar. Proses ini tidak hanya memberikan pengalaman berharga bagi para aktor, tetapi juga mempererat ikatan antar siswa dari berbagai sekolah. Melalui seni teater, mereka menemukan kesamaan dan menciptakan kenangan yang tak terlupakan.
Keberhasilan pementasan ini menandai lahirnya sebuah komunitas teater baru, yang terus berupaya merekrut siswa-siswa dengan ketertarikan di bidang seni akting dan perfilman. Komunitas ini menjadi wadah bagi para Kanisian untuk berkolaborasi dan berekspresi, menunjukkan bahwa seni teater dapat menyatukan berbagai latar belakang dan menciptakan sebuah keluarga besar yang saling mendukung.
Dengan semangat yang menggebu dan dukungan yang kuat dari Kolese Kanisius, komunitas teater yang baru ini berkomitmen untuk terus berkarya dan berinovasi. Melalui pementasan dan kegiatan seni lainnya, para siswa tidak hanya mengasah keterampilan akting, tetapi juga belajar tentang kerja sama, disiplin, dan kreativitas. Semua pengalaman ini membentuk karakter mereka dan memperkaya perjalanan pendidikan di luar ruang kelas.
Keberhasilan komunitas teater di Kolese Kanisius mencerminkan dedikasi sekolah dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan holistik bagi para siswa. Dengan terus berkolaborasi dengan sekolah-sekolah lain dan menjalin hubungan yang lebih luas, teater Kanisius berpotensi untuk menjadi salah satu kekuatan seni di kalangan pelajar. Dengan visi yang jelas dan semangat yang tinggi, masa depan komunitas teater ini menjanjikan banyak hal menarik dan inspiratif bagi generasi mendatang.
Selain itu, keberadaan komunitas teater ini juga memperkuat nilai-nilai persaudaraan dan saling menghargai di antara siswa. Melalui proses kreatif yang kolaboratif, mereka belajar untuk menghormati perbedaan dan saling mendukung dalam mencapai tujuan bersama. Ini tidak hanya memperkaya pengalaman akademis mereka, tetapi juga membangun ikatan sosial yang akan bertahan lama. Dengan langkah-langkah yang penuh semangat dan inovasi, Kolese Kanisius berkomitmen untuk terus menjadi wadah pengembangan seni dan karakter, menjadikan teater sebagai bagian integral dari perjalanan pendidikan siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H