Mohon tunggu...
Al Berlant Ghulam
Al Berlant Ghulam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Web3 and Blockchain Enthusiast - Digital Business

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Web3: Evolusi Web Internet Menuju Era Baru Terdesentralisasi

29 Juni 2023   08:15 Diperbarui: 29 Juni 2023   08:17 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
From MetaverseBlog at itchronicles.com

Dalam era digital yang sedang berkembang pesat, internet telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Internet telah mengubah cara kita berkomunikasi, mengakses informasi, dan menjalankan bisnis. Dengan konektivitas yang semakin luas dan inovasi teknologi yang terus berkembang, internet terus mengalami transformasi yang signifikan.

Seiring berjalannya waktu, teknologi internet terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks. Salah satu perubahan utama yang terjadi adalah evolusi menuju Web3. Web3 adalah konsep baru yang menekankan pada desentralisasi, transparansi, kolaboratif, keamanan dan berbagai manfaat lainnya melalui pemanfaatan teknologi blockchain, smart contract, Artificial Intelligence.

Lalu apa itu Web3? apa yang dimaksud dengan web 3.0?

Konsep Evolusi Web Internet dan Munculnya Web 3.0

Web1: Internet Statis dan Sentralisasi

Pada era Web1, internet digunakan sebagai media informasi yang bersifat statis. Pengguna hanya dapat mengonsumsi konten yang telah disediakan oleh pembuat situs web. Selain itu, kebanyakan layanan internet pada saat itu dikuasai oleh pihak sentral yang memiliki kontrol penuh atas data dan interaksi pengguna.

Web2: Interaksi Pengguna dan Peningkatan Konten

Dengan munculnya Web2, internet mengalami perubahan besar. Pengguna tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga dapat berinteraksi secara aktif dengan konten dan sesama pengguna melalui media sosial, blog, forum, dan aplikasi lainnya. Selain itu, konten internet juga semakin kaya dan bervariasi, dengan adanya platform seperti video streaming, e-commerce, dan layanan berbasis cloud.

Web3: Desentralisasi dan Potensi Blockchain

Web3 merupakan langkah evolusi selanjutnya dalam perkembangan web internet. Konsep Web3 menekankan pada desentralisasi dan potensi pemanfaatan teknologi blockchain. Dalam Web3, pengguna memiliki kendali lebih besar atas data dan privasi mereka. Selain itu, pengguna juga dapat berpartisipasi dalam ekosistem digital dengan menggunakan kontrak pintar (smart contract) yang berbasis blockchain. Potensi Web3 dalam meningkatkan keamanan, transparansi, dan efisiensi bisnis sangat menarik perhatian banyak pihak.

Blockchain adalah teknologi yang menjadi landasan utama dalam transformasi Web3. Blockchain memungkinkan pengguna untuk memverifikasi dan mencatat transaksi secara terdesentralisasi, aman, dan transparan. Dengan menggunakan blockchain, data dan informasi tidak dapat diubah dengan sembarangan, sehingga memberikan kepercayaan dan keamanan yang lebih tinggi.

Apa itu Blockchain?

Sejarah Asal Usul Web3

Istilah Web3 atau yang bisa juga disebut sebagai web 3.0 pertama kali digagas oleh Dr. Gavin Wood, salah satu pendiri proyek Ethereum dan ilmuwan komputer yang berasal dari inggris. Dr. Gavin Wood menggagas konsep Web3 dalam sebuah makalah yang berjudul "Web3: A Platform for Decentralized Applications" yang dipublikasikan pada tahun 2014. Dalam makalah tersebut, ia membahas visi pengembangan web yang lebih terdesentralisasi menggunakan teknologi blockchain.

Gavin Wood berperan penting dalam pengembangan protokol Ethereum dan merancang bahasa pemrograman Solidity yang digunakan untuk penulisan smart contract di atas platform Ethereum. Kontribusinya terhadap ekosistem blockchain dan visinya tentang Web3 telah memberikan pengaruh yang signifikan dalam pengembangan teknologi dan aplikasi terdesentralisasi.

Apa itu Smart Contract?

Gagasan Inti

Web3 memiliki gagasan inti yang memuat beberapa prinsip dalam pembangunannya.

  • Desentralisasi: Alih alih kontrol web internet saat ini dikendalikan oleh entitas terpusat, Web3 berusaha untuk mengurangi ketergantungan pada entitas terpusat dengan mendistribusikan kepemilikan dan kontrol ke para pembangun dan pengguna. Ini dilakukan melalui penggunaan teknologi blockchain yang memungkinkan transaksi dan interaksi langsung antara pengguna tanpa perlu melalui pihak ketiga atau otoritas sentral.

  • Permissionless (tanpa izin): Prinsip ini menekankan bahwa setiap orang memiliki akses yang sama untuk berpartisipasi dalam Web3 tanpa adanya pengecualian atau hambatan. Tidak ada otoritas pusat yang mengontrol atau membatasi siapa yang dapat terlibat dalam ekosistem Web3.

  • Native payments (Tokenomics): Istilah ini digunakan untuk menggambarkan properti ekonomi dengan memanfaatkan sebuah token. Tokenomics mencakup elemen-elemen seperti mekanisme pengadaan dan distribusi token, nilai token, model penghargaan dan insentif, pembakaran token, dan tata kelola ekonomi yang mengatur penggunaan dan pertumbuhan token.

  • trustless (tanpa kepercayaan): Web3 beroperasi dengan menggunakan insentif dan mekanisme ekonomi yang dirancang dalam teknologi blockchain, sehingga tidak bergantung pada pihak ketiga yang harus dipercaya. Mekanisme yang terdesentralisasi dan transparan dalam blockchain memungkinkan para pengguna untuk memverifikasi dan memvalidasi transaksi tanpa perlu mengandalkan kepercayaan pada pihak lain.

Dampak dalam Dunia Digital

Keterbukaan dan Transparansi Informasi

Web3 membawa manfaat besar dalam hal keterbukaan dan transparansi informasi. Melalui desentralisasi yang diusung oleh teknologi blockchain, data dan informasi menjadi lebih mudah diakses dan diverifikasi oleh semua pihak yang terlibat. Tidak ada entitas tunggal yang mengendalikan data, sehingga risiko manipulasi atau penyalahgunaan dapat diminimalisir. Hal ini menciptakan lingkungan yang lebih adil dan transparan bagi pengguna.

Kebebasan Pengguna dan Pemilikan Data

Web3 memberikan kebebasan pengguna dalam mengelola dan memiliki data pribadi mereka sendiri. Dalam era Web3, pengguna memiliki kendali penuh atas data mereka, termasuk keputusan tentang bagaimana data tersebut digunakan dan dengan siapa data tersebut dibagikan. Dengan memanfaatkan teknologi blockchain, pengguna dapat mengamankan data mereka dan memberikan izin akses kepada pihak-pihak yang dipercaya, sambil tetap menjaga privasi dan keamanan data.

Potensi Baru dalam Ekonomi Digital dan Bisnis

Web3 membuka peluang baru dalam ekonomi digital dan bisnis. Melalui konsep desentralisasi dan penggunaan token dalam ekosistem blockchain, Web3 memfasilitasi model ekonomi yang lebih inklusif dan transparan. Pengguna dapat berpartisipasi dalam jaringan Web3 dengan berbagai peran, seperti pemilik aset digital, kontributor konten, atau pemegang token. Hal ini menciptakan peluang baru dalam hal pembagian pendapatan, penghargaan pengguna, dan inovasi bisnis.

Transformasi ini membawa perubahan yang positif dan menjanjikan, memperkuat partisipasi pengguna dan mendorong inovasi yang berkelanjutan. Web3 dapat mewujudkan potensinya sebagai evolusi internet yang menghadirkan keterbukaan, transparansi, dan kebebasan yang lebih besar. 

How do you feel about web 3.0? 

Share your views in the comments section below!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun