Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Editor, Writer and Founder of sisipagi.com

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulislah: "Sekali berarti untuk Abadi"

30 Januari 2025   09:37 Diperbarui: 30 Januari 2025   09:37 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

> Jika menulis adalah jalan hidup, Tuhan izinkan hamba bernafas dengan tinta-Mu.

Sekali menulis selamanya menulis

Kecintaan terpanjang dan terlama dalam perjalanan hidup saya adalah kecintaan pada dunia kepenulisan. Inilah sebabnya kenapa saya menulis tanpa henti hampir sepuluh tahun lamanya.

Apapun mediumnya, maka saya akan menulis. Secarik kertas dihadapan maka akan saya ambil lalu menulis.

Pun gadget (HP) yang nganggur maka akan banyak ide tertuang didalamnya. Menulis semacam sebuah nafas sekaligus perjalanan.

Tiap detiknya akan saya tapaki diri ini dengan menulis. Ya, menuliskan apapun dari catatan harian, perjalanan hingga pemikiran apapun bentuknya.

Tinta yang kau titipkan itu...

Tidak ada warisan yang abadi melainkan tiga hal. Dalam Islam kita mengenal 3 hal tersebut diantaranya: Anak soleh, sedekah jariah dan ilmu yang bermanfaat.

Jika harus memilih yang terakhir, melalui tinta ilmu maka ini adalah sebuah pilihan berarti. Tentu ini jadi warisan yang abadi pula.

Tinta yang digoreskan alias menulis adalah sebuah tanda bahwa kita pernah ada. Bahkan pernah berpikir lalu diabadikan berjembatankan tinta. Maka menulislah!

Jangan lelah memberi arti

> Menulislah, karena menulis itu ibadah. Menulis itu jihad. Menulis itu perjuangan. (Buya Hamka)

Jika harus mengambil sebuah pilihan khususnya bagi seorang santri maka ia akan memilih hidup berarti. Hidup hanya sekali dan ukurlah penuh arti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun