> Jika menulis adalah jalan hidup, Tuhan izinkan hamba bernafas dengan tinta-Mu.
Sekali menulis selamanya menulis
Kecintaan terpanjang dan terlama dalam perjalanan hidup saya adalah kecintaan pada dunia kepenulisan. Inilah sebabnya kenapa saya menulis tanpa henti hampir sepuluh tahun lamanya.
Apapun mediumnya, maka saya akan menulis. Secarik kertas dihadapan maka akan saya ambil lalu menulis.
Pun gadget (HP) yang nganggur maka akan banyak ide tertuang didalamnya. Menulis semacam sebuah nafas sekaligus perjalanan.
Tiap detiknya akan saya tapaki diri ini dengan menulis. Ya, menuliskan apapun dari catatan harian, perjalanan hingga pemikiran apapun bentuknya.
Tinta yang kau titipkan itu...
Tidak ada warisan yang abadi melainkan tiga hal. Dalam Islam kita mengenal 3 hal tersebut diantaranya: Anak soleh, sedekah jariah dan ilmu yang bermanfaat.
Jika harus memilih yang terakhir, melalui tinta ilmu maka ini adalah sebuah pilihan berarti. Tentu ini jadi warisan yang abadi pula.
Tinta yang digoreskan alias menulis adalah sebuah tanda bahwa kita pernah ada. Bahkan pernah berpikir lalu diabadikan berjembatankan tinta. Maka menulislah!
Jangan lelah memberi arti
> Menulislah, karena menulis itu ibadah. Menulis itu jihad. Menulis itu perjuangan. (Buya Hamka)
Jika harus mengambil sebuah pilihan khususnya bagi seorang santri maka ia akan memilih hidup berarti. Hidup hanya sekali dan ukurlah penuh arti.