Isra Mi'raj mengajarkan kita semua apa itu arti sebuah perjalanan. Membuka mata kita lebih terang, memberi wawasan dan pikiran terbuka bahwa kebenaran adalah sebuah perjalanan itu sendiri.
Lalu nantinya kita semua akan dibawa pada peristiwa paling agung tentang syariat berdirinya salat lima waktu. Ini tidak hanya soal perjalanan tapi juga perjuangan.
Maknai Perjuangan di Balik Satu Syariat Paling Agung
Umat muslim dunia sepakat mengarah ke satu kiblat dan menegakkan diri lima kali dalam sehari sebagai satu syariat paling wajib. Ya, perjuangan mendirikannya bukanlah hal mudah dan butuh perjuangan.
Sedikit informasi, bahwa Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia sudah melakukan gerakan "Pejuang Subuh". Untuk satu saja ada pejuangnya. Sungguh inilah perjuangan hehehe. Maaf, ini biar tidak terlalu serius.
Serius, pembaca budiman. Sebagian yang masih bolong-bolong salatnya, saudara-saudara muslim kita. Mendirikan lima waktu syariat wajib ini adalah perjuangan.
Ada yang berhasil setelah usianya senja, ada yang berhasil saat ia dewasa, dan bisa jadi setelah berumah tangga bahkan setelah dianugerahi anak. Ini tidak sekadar proses panjang, tapi perjuangan panjang.
Yang sudah menjalankannya, perjuangannya adalah menjaga hati. Karena Allah semurni-murninya. Tentu ini perjuangan tersendiri.
Senerai Penutup: Keyakinan, Perjalanan, dan Perjuangan
Ada sejuta alasan untuk menemukan ragu, ada banyak cara untuk tidak memulai perjalanan, bahkan kita bisa saja tidak menentukan pilihan dalam perjuangan karena apa pun itu. Inikah kita?
Semoga ini bukan kita, bukan saya, dan bukan pembaca budiman pula. Peristiwa besar di atas yang telah terurai dengan coretan si fakir yang amat miskin ilmu ini.
Mampu memantik jiwa, pikiran, dan refleksi diri yang amat mendalam tentang sebuah keyakinan kokoh, berlanjut ke tapak kebenaran sebuah perjalanan, dan nantinya kita tutup dengan perjuangan panjang. Lalu Allah menghadiahkan kita semua khusnul khatimah. Aaamiiin.
Dini hari seusai gerimis, Dusun Kayangan, Jombang
28 Rajab 1446 H