Mecoba melihat ke belakang sedikit saja pada tahun 2010 lalu ada 7,3 hektar tanah terlantar lalu mendapatkan penanganan. Akibatnya Indonesia berhasil menekan keriguian 6.000 Triliun. Hasil ini laporan dari Badan Pertahanam Nasional dibawah kepeminpinan Joyo Winoto kala itu.Â
Memaparkan data 25 tahun di atas sengaja saya sajikan. Sebagai pantik atau panggilan bagi generasi muda bahwa tahun segitu ada jutaan hektar tanah mengancam kerugian negera. Sudah saatnya hari ini kita berbuat.Â
Kehadiran Bank Tanah bukankah sebuah kapital yang sangat strategis. Anak negri tinggal memainkan perannya karena kapital ini ada dan langkah kolaborasi juga diplomatis harusnya segera terjalin.Â
Tentang sebuah harapan: KesejahteraanÂ
Langkah strategis dengan kapital dan program pemerintah yang ada. Ini tidak tentang sebuah kepentingan diri sendiri saja sebagai anak muda.Â
Tapi ini semua tentang harapan pada sebuah kesejateraan. Negara agraria salah satu terbesar di dunia, sudah saatnya tampil jadi negera yang berani kembali ke "tanah".Â
Artinya, kembali mengambil kekuatan agrarianya untuk sebuah kesejahteraan yang lebih luas. 6 Juta lebih petani milenial berdasarkan laporan tahun 2024, sudah saatnya menjalin kerjasama kuat dengan Badan Bank Tanah.Â
Tentu hal di atas adalah peluang juga tantangan. Namun yang pasti kesempatan menggapai kesejahteraan momennya hari ini, 5 tahun mendatang kita akan mengalami bonus demografi.Â
Senerai Penutup
Coretan sederhana ini lahir dari sebuah kontemplasi pemikiran jernih. Makanya kita mulai dari falsafah bahwa kita berasal dari tanah dan mari kembali ke tanah untuk sebuah ketahanan bersama.Â
Diakhir tulisan saya tidak ingin menjual kesejahteraan sebagai harapan. Tentu kehadiran Badan Bank Tanah adalah wujud usaha bersama, badan ini tidak bisa kerja sendirian.Â
Kerja bersama bahkan berjibaku semua pihak itu penting. Tentu peran paling "vital" adalah generasi mudanya.Â
Salam