Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Editor, Writer and Founder of sisipagi.com

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bank Tanah: Dari Falsafah "tanah" hingga Harapan Kesejahteraan

26 Januari 2025   13:31 Diperbarui: 26 Januari 2025   13:31 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mecoba melihat ke belakang sedikit saja pada tahun 2010 lalu ada 7,3 hektar tanah terlantar lalu mendapatkan penanganan. Akibatnya Indonesia berhasil menekan keriguian 6.000 Triliun. Hasil ini laporan dari Badan Pertahanam Nasional dibawah kepeminpinan Joyo Winoto kala itu. 

Memaparkan data 25 tahun di atas sengaja saya sajikan. Sebagai pantik atau panggilan bagi generasi muda bahwa tahun segitu ada jutaan hektar tanah mengancam kerugian negera. Sudah saatnya hari ini kita berbuat. 

Kehadiran Bank Tanah bukankah sebuah kapital yang sangat strategis. Anak negri tinggal memainkan perannya karena kapital ini ada dan langkah kolaborasi juga diplomatis harusnya segera terjalin. 

Tentang sebuah harapan: Kesejahteraan 

Langkah strategis dengan kapital dan program pemerintah yang ada. Ini tidak tentang sebuah kepentingan diri sendiri saja sebagai anak muda. 

Tapi ini semua tentang harapan pada sebuah kesejateraan. Negara agraria salah satu terbesar di dunia, sudah saatnya tampil jadi negera yang berani kembali ke "tanah". 

Artinya, kembali mengambil kekuatan agrarianya untuk sebuah kesejahteraan yang lebih luas. 6 Juta lebih petani milenial berdasarkan laporan tahun 2024, sudah saatnya menjalin kerjasama kuat dengan Badan Bank Tanah. 

Tentu hal di atas adalah peluang juga tantangan. Namun yang pasti kesempatan menggapai kesejahteraan momennya hari ini, 5 tahun mendatang kita akan mengalami bonus demografi. 

Senerai Penutup

Coretan sederhana ini lahir dari sebuah kontemplasi pemikiran jernih. Makanya kita mulai dari falsafah bahwa kita berasal dari tanah dan mari kembali ke tanah untuk sebuah ketahanan bersama. 

Diakhir tulisan saya tidak ingin menjual kesejahteraan sebagai harapan. Tentu kehadiran Badan Bank Tanah adalah wujud usaha bersama, badan ini tidak bisa kerja sendirian. 

Kerja bersama bahkan berjibaku semua pihak itu penting. Tentu peran paling "vital" adalah generasi mudanya. 

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun