Era Healing melalui Baca-Buku
Di era serba cepat ini, semua orang butuh healing. Entah dari rutinitas yang membosankan, beban kerja yang menumpuk, atau patah hati yang belum pulih.
 Tapi masalahnya, healing sering dikaitkan dengan jalan-jalan ke tempat jauh, makan enak di restoran fancy, atau belanja impulsif yang ujung-ujungnya bikin dompet menipis. Padahal, ada satu cara healing yang murah, mudah, dan bisa dilakukan tanpa perlu keluar rumah: membaca.
Membaca bukan sekadar aktivitas melewati kata demi kata. Ia adalah perjalanan. Ia adalah pelarian. Ia adalah jendela yang membawa kita ke dunia lain tanpa harus meninggalkan tempat tidur.Â
Kenapa membaca bisa jadi cara healing terbaik? Nah, mari kita ulas dengan lima alasan yang tidak hanya masuk akal, tapi juga bisa jadi alasan kuat untuk mulai membaca lagi.
1. Membaca adalah Tiket Murah ke Dunia Lain
Pernah merasa hidup ini terlalu membosankan? Itu tandanya kamu butuh sedikit petualangan.Â
Sayangnya, tiket pesawat mahal, cuti susah didapat, dan kalau mau traveling pun masih harus mikirin ongkos makan, hotel, dan oleh-oleh. Nah, buku hadir sebagai solusi.Â
Dengan hanya membuka halaman pertama, kamu sudah bisa terbang ke dunia yang sama sekali baru. Hari ini bisa jadi detektif di London, besok menjelajah hutan Amazon, lusa bertualang ke planet lain. Semua bisa, tanpa harus packing koper.
2. Buku Tidak Menghakimi, Tapi Mengerti
Kadang kita butuh seseorang untuk mendengarkan, tapi tidak semua orang punya kapasitas untuk memahami. Buku berbeda.Â
Ia tidak akan bilang, "Kamu terlalu sensitif," atau "Move on dong!" Ia akan diam, menemani, dan memberi jawaban lewat cerita yang tak terduga. Entah itu novel yang membuat kita merasa tidak sendirian, atau buku self-help yang menyodorkan perspektif baru, buku selalu punya cara unik untuk mengerti perasaan kita tanpa menghakimi.
3. Membaca Itu Meditasi yang Tak Terlihat
Healing sering dikaitkan dengan meditasi, yoga, atau kegiatan mindfulness lainnya. Tapi kalau duduk diam dengan mata terpejam terasa terlalu sulit, membaca bisa jadi alternatif yang lebih menyenangkan.Â
Saat membaca, kita fokus pada cerita, melupakan sejenak kekhawatiran, dan membiarkan pikiran tenggelam dalam alur. Tanpa disadari, ini adalah bentuk meditasi juga—hanya saja lebih seru karena ada plot twist dan karakter yang menarik.
4. Membaca Menenangkan Tanpa Efek Samping
Scrolling media sosial sering dianggap sebagai hiburan yang menenangkan. Tapi coba pikir ulang.Â
Setelah satu jam scroll, apakah kita benar-benar merasa lebih baik? Atau justru makin stres melihat pencapaian orang lain, berita yang bikin emosi, dan komentar netizen yang kadang lebih pedas dari cabai rawit?Â
Membaca buku tidak punya efek samping seperti itu. Ia menenangkan, tanpa membuat kita merasa kalah dalam hidup.
5. Buku Adalah Sahabat yang Tak Pernah Pergi
Dalam hidup, teman bisa datang dan pergi, tapi buku selalu ada. Buku favorit tidak akan tiba-tiba sibuk sendiri atau hilang tanpa kabar.Â
Ia selalu setia, menunggu di rak untuk kembali dibuka. Bahkan, buku yang pernah kita baca lima tahun lalu bisa memberikan pemahaman baru saat dibaca ulang hari ini.Â
Sungguh, kalau mencari sahabat untuk healing, buku adalah pilihan terbaik. Membacanya membuat kita berselencar di alam yang tak tertudaga oleh keindahan kata bahkan kata yang "menampar" tanpa menyakiti.
Senerai Penutup: Mulai dari Satu Halaman Saja
Jadi, kalau merasa butuh healing tapi malas keluar rumah atau ingin sesuatu yang lebih sederhana dan bermakna, ambillah buku. Tidak perlu memaksakan diri membaca ratusan halaman dalam sehari.Â
Mulai saja dari satu halaman. Dari sana, siapa tahu kamu menemukan pelarian terbaik, sahabat paling setia, dan—yang paling penting—cara healing yang benar-benar bekerja.
Pesantren Tebuireng, 30 Januari 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI