Saat membaca, kita fokus pada cerita, melupakan sejenak kekhawatiran, dan membiarkan pikiran tenggelam dalam alur. Tanpa disadari, ini adalah bentuk meditasi juga—hanya saja lebih seru karena ada plot twist dan karakter yang menarik.
4. Membaca Menenangkan Tanpa Efek Samping
Scrolling media sosial sering dianggap sebagai hiburan yang menenangkan. Tapi coba pikir ulang.Â
Setelah satu jam scroll, apakah kita benar-benar merasa lebih baik? Atau justru makin stres melihat pencapaian orang lain, berita yang bikin emosi, dan komentar netizen yang kadang lebih pedas dari cabai rawit?Â
Membaca buku tidak punya efek samping seperti itu. Ia menenangkan, tanpa membuat kita merasa kalah dalam hidup.
5. Buku Adalah Sahabat yang Tak Pernah Pergi
Dalam hidup, teman bisa datang dan pergi, tapi buku selalu ada. Buku favorit tidak akan tiba-tiba sibuk sendiri atau hilang tanpa kabar.Â
Ia selalu setia, menunggu di rak untuk kembali dibuka. Bahkan, buku yang pernah kita baca lima tahun lalu bisa memberikan pemahaman baru saat dibaca ulang hari ini.Â
Sungguh, kalau mencari sahabat untuk healing, buku adalah pilihan terbaik. Membacanya membuat kita berselencar di alam yang tak tertudaga oleh keindahan kata bahkan kata yang "menampar" tanpa menyakiti.
Senerai Penutup: Mulai dari Satu Halaman Saja
Jadi, kalau merasa butuh healing tapi malas keluar rumah atau ingin sesuatu yang lebih sederhana dan bermakna, ambillah buku. Tidak perlu memaksakan diri membaca ratusan halaman dalam sehari.Â
Mulai saja dari satu halaman. Dari sana, siapa tahu kamu menemukan pelarian terbaik, sahabat paling setia, dan—yang paling penting—cara healing yang benar-benar bekerja.
Pesantren Tebuireng, 30 Januari 2025