Izin dalam catatan kali ini saya hanya akan fokus pada highlight pidato pak presiden terpilih Prabowo Subianto. Beliau membuka dengan menyapa tamu negara yang pertama di sapa kepala negara Brunai Darussalam dan ikuti banyak kepala hingga perdana mentri negara-negara sahabat istilah yang digunakan sang empunya mimbar dalam pelantikan resmi tersebut.Â
Layaknya Bung Karno pak Prabowo sangat pandai dan lihai menggunakan bahasa Internasional baik spelling alias penyebutan hingga gasture tubuh yang begitu cair. Tidak hanya itu, kedua tokoh ini bisa mendaratkan gagasannya secara tegas.Â
Little Soekarno
Media mainstream di luar negeri banyak menjuluki Prabowo sebagai titisan Soekarno masa kini. Ini jadi satu kabar, pemberitaan yang menarik untuk kita analisis bersama diawal kepemimpinan beliau.Â
Agar semangat politik gagasan layaknya Bung Karno tentunya juga Bung Hatta akan bergumam lagi di Negeri kita yang terlalu nepotisme saat ini.Â
Gaya bicara dengan nuansa semangat persatuan saat orasi kemarin kita memang seolah kembali menilik lalu menerawang sejarah tentang dahsyatnya orasi Bung karno. Beliau di kenal sang orator ulung, tentu Bung Karno adalah Bung Karno sedang Prabowo adalah Prabowo. Tidak perlu membandingkan melainkan menarik kesamaan dalam gairah persatuan diantara keduanya.Â
Bersahabat dengan Negara-Negara Sahabat
Seperti Bung Karno yang sangat lihai bersabata dengan kepala-kepala negara manapun. Pun dengan Prabowo sangatlah lihai bicara dengan beberapa kepala negera sahabat baik dari Asia hingga Eropa sebagai contoh kasusnya.Â
Sapaan kepada beberapa negara sahabat termasuk menyapa Anwar Ibrahim sebagai Perdana Mentri Malaysia hadir dalam orasi Kepresidenan Prabowo. Terlihat suasana hangat.Â
Prabowo dengan bahasa Inggris yang fasih lagi mengalir menyapa dengan rasa hormat dan terimakasih atas kehadirian mereka untuk menyaksikan pelantikan resmi beliau sebagai presideng terpilih.Â
Isyarat bahwa negara-negara harus saling bersahabat. Terkesan juga bahkan kepada negara seperti Timor Leste ada Sanan Gusmao di sana rival saat kemerdekaan negera itu terjadi. Prabowo tetap menyapa hangat.Â
Tentu banyak negara lain hingga utusan PBB dan US juga disapanya dengan hangat, bersahaja lagi bersahabat.Â
Prabowo dan Orasi Kebangsaan
Nation Intrest terlihat bahkan terucap dengan lantang dari bibir Prabowo. Berteriak bahwa ketahanan pangan sebut saja, tanpa ragu-ragu beliau ucapkan kita tidak perlu bergantung pada negara lain kita harus mampu mandiri. Belajar dari pristiwa Pandemi Covid 2019 lalu tegasnya.Â
Indonesia harus memiliki ketahan teknologi hingga budaya. Rasa kebangsaan ini tak bisa dibendungnya. Keluar saja seolah Prabowo sedang bicara lepas kepada rakyatnya sendiri. Apa adanya.Â
Kali ini saya ingin menulis lepas tidak menjadi jurnalis yang mengamati detail isi dan lain sebagainya. Saya adalah masyarakat awam dan terpukau dengan orasi yang bisa disebut sebagai orasi kebangsaan.Â
Akhirnya: Kami sebagai rakyat berharapÂ
Datang dari ketegasan seorang pemimpin. Kami mengerti bapak Prabowo adalah manusia biasa. Tapi tampaknya berkarakter tegas.Â
Rakyat hanya berharap ketegasan pak Prabowo untuk koruptor misal. Jika ini terwujud sesuai janji bapak maka kami rakyat biasa ini akan menaruh hormat setinggi mungkin kepada bapak presiden tercinta Prabowo Subianto dijulik juga a little Soekarno.Â
Salam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H