Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Editor, Writer and Founder of sisipagi.com

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dear Gibran: Sebuah Surat Terbuka Bernuansa Sastra

9 Oktober 2024   07:45 Diperbarui: 9 Oktober 2024   07:47 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 SISIPAGI "Dear Gibran: Sebuah Surat Terbuka bernuansa Sastra" (Dokpri)

Kisah Dear Gibran, sebuah surat terbuka bernuansa sastra ini hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama kami mohon maaf sebesar-besarnya.

Dari fakultas dan alam sastra

Dear Gibran terhormat, ini hanya tulisan biasa seorang dosen atau penulis biasa. Kebiasaan sehari-harinya hanya menulis dan mengajar sebagai dosen tamu di fakultas sastra. 

Surat ini tentang nurani yang terusik dan pendekatannya sangat sastrawi. Tentu hanya mengedepankan sebuah keindahan nasihat sebagai anak bangsa tanpa harus menghakimi. Lagi dan lagi ini fiksi tidak menceritakan fakta dunia nyata.

Tak perlu menghakimi Gibran

Keindahan sastra bak taman bunga yang durinya keindahan itu sendiri, jangan disentuh apatah lagi digenggam erat. Dear Gibran jangan ambil hati bahkan menggenggam duri tulisan ini.

Tak perlu menghakimi tentang fenomena akun fufufafa bak hantu pembicaraan dari jurnalis hingga netizen berbahagia. Surat terbuka ini tidak akan mengurai sang empunya akun tersebut sebagai mana para pakar mengasumsikan sang empunya mengalami gangguan jiwa.

Hanya fiksi dan tak nyata

Gibran di sini sebagai tokoh fiksi dalam kisah sebuah kerajaan dimana sang Raja salah memilih tangan kananan dan para pembantunya. bahkan Gibran ini ingin mencelakakannya. 

Mengerikan dari pembunuhan karakter hingga ingin menularkan virus kejiwaan yang diadopsi sang tangan kanan. Lagi dan lagi ini hanya fiksi belaka. 

Gibran dan Sang Raja 

Ada polemik dimana sang Raja dan pembantunya. Kesemuanya kepentingan kekuasaan melalu politik di sebuah kerajaan dengan luas wilayah paliang luas ke tiga di jagat bumi ini. 

Perang dingin pun terjadi secara diam-diam. Sang raja diserang secara sembunyi-sembunyi oleh pembantunya alias sang empunya nama Gibran tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun