Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Editor, Writer and Founder of sisipagi.com

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sebelum Menikah, Ada Satu Imaji yang Melekat

22 September 2024   05:53 Diperbarui: 22 September 2024   05:58 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang anak yang kehilangan sosok ayah atau bahkan ibu adalah patah hati terhebat yang barangkali tidak disadari secara penuh. Anak akan tumbuh dengan kekurangan kasih sayang alias memilihi hidden need rasa sayang berlebih ketika dewasa nanti. 

Anak perempuan dengan isu fatherless akan membawa dampak panjang. Iya akan mencari bahkan ketika mendapatkan sosok laki-laki sebagai pasangan maka tuntutan akan hidden need kasih sayang berlebih terjadi. Lelaki akan mengalami kelelahan dan rasa beban berat kelak nantinya jadi bom waktu tersendiri. 

Imaji dan ketakutan 

Saya menaruh ketakutan tersendiri ketika imaji tentang memiliki seorang buah hati kelak. Maaf tulisan terkesan membawa saya jauh menghayal. Untuknya saya memilih kata imaji. 

Kembali, ketakutan terbesar saya adalah ketika tanpa sadar menjadi sosok ayah yang menyebalkan. Ketika anak saya kelak tak ingin bercerita, tak mau ngobrol cair dari bercanda hingga hal-hal lebih dalam atau anak sekarang menyebutnya deep talk. Maka inilah ketakutan tersendiri dalam imaji saya. 

Melekat kuat akan gagalnya menjadi sosok yang tak mampu membuka obrolan, tidak bisa merangkul atau menjadi lapangan paling nyaman berlari sang anak. Utopia sekali, berlebihan memang tapi inilah keadaan pikiran kini tentang imaji terbangun. 

Pada akhirnya: Kita hanya bisa berbenah 

Isu fatherless, tentang relationship yang tak tentu arahnya lagi betapa mahalnya hubungan bisa bertahan. Dampak dari kesetian dan kemauan menjadi sosok ayah hadir bagi buah hati adalah sebuah tantanga. 

Tak perlu kawatir atau jadi beban pikrian. Akhirnya tersisa satu asa tentang bagaimana berbenah dan mempersiapkan. Semua kesiapan tentu dengan ilmu pengetahuan. 

Menjadi pembelajar lalu terus berbenah demi satu asa dan cita bahwa kelak kita tak lagi menjadi momok bagi buah hati. Ia hidup dalam pola asauh penuh kasih. Penuh sayang dan tidak lagi mengemis kasih sayang dalam jangka waktu lama lagi meresahkan. 

Salam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun