Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Editor, Writer and Founder of sisipagi.com

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menulis dan Kesenian "Kata" yang "Bernyawa"

9 September 2024   18:51 Diperbarui: 9 September 2024   18:54 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku tesadar bagian dari 70% pengangguran terdidik itu. Saban hari pun aku di pojokan kamar dan jika bosan di pojokan ruang tamu mengisi hari dengan menulis. 

Karena gejala depresi itu mulai muncul aku segera bertindak dan memulai lagi dengan joy full kegiatan menulis. Berenang dan menyelami 'nyawa' menulis lagi. Syukurlah dunia tulis-menulis sudah menyelamatkanku dari depresi. 

Bekerja di Kesenian "Kata"

Menulis adalah bagian dari mengelola kata. Bisa juga menulis diartikan sebagai bagian dari kesenian kata. 

Ya, bekerja di alam kata akan membawa banyak hal. Dampaknya kemana-mana dan bisa digunkan untuk apa saja. Khusus di dunia kepenulisan kata-kata adalah kunci. 

Minimal ada 3 keterampilan dalam kesenian kata untuk dunia kepenulisan. Mari kita urai satu persatu secara sederhana.  

Melek kata alias membaca

Perintah pertama dalam Quran ketika awal diturunkannya adalah ajuran kuat bahkan "wajib" akan peringatan betapa pentingnya membaca. Peristiwa ini menyadarkan kita bahwa membaca adalah segalanya serta begitu pentingnya. 

Telaah kata 

Memahami lalu mempelajari sebuah ilmu adalah telaah kata. Hatta pernah berujar bahwa pembaca yang baik ialah mereka yang membaca dengan pengyatan. Bung Hatta menganjurkan untuk membaca dengan daya kritis dan penuh pemaknaan lebih dalam. 

Tindak kata 

Ya, tentu tidak kata yang aku maksud adalah, menulis. Dengan menulis rangkaian kata yang ada di alam pikiran menjadi nyata dan menjelma jadi sesuatu. Tentu ini sesuatu bisa diwariskan bagi generasi berikutnya. 

"Jangan pernah remehkan kata-kata" kata politisi saat itu...

Berkesenian kata tentu memiliki banyak out pu diantaranya lahirnya lirik musik yang baik, dialog dari naskah drama, filem dan lain sebagainya. 

Bahkan kesenian kata bisa lahir di panggung politik di mana para politisi merangkai kata untuk janji politiknya. Jangan remehkan kata-kata, sahut salah satu politisi kawakan negri ini. Ya, jangan remehkan karena "senjata" politisi selain uang adalah kata.

Tentang terkabulkan janji politik lewat kata-kata tentu hal yang berbeda. Tapi kebanyakan politisi hanya meninggalkan janji, padahal meninggalkan legacy adalah sebuah hal berharga. 

Menuliskan kata-kata bukan hanya tentang hobi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun