Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Editor, Writer and Founder of Books For Santri (Khujjatul Islam Boarding School)

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kepulan Asap dan Terbakarnya Sang Saka Merah Putih

15 Agustus 2024   18:06 Diperbarui: 15 Agustus 2024   18:09 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.vectorstock.com

Menurut hemat saya sebagai penulis sebuah isu yang sebaiknya tidak ada dan mengganggu kita semua. Tapi karena keresahan meluap di hati dan pikiran saya maka tulisan ini saya goreskan. 

Pada saatnya nanti kita semua akan sadar bahwa sang saka merah putih telah terbakar oleh ulang kita sesama. Kita terpecah belah barulah menyadari arti penting sebuah persatuan. Perbedaan sebaiknya dirawat bukan saling mengidentifikasi idnetitas lalu lahirlah cap kampret dan kardun misal, lahirlah tuduhan radikal akibat protes prihal hijab misal. Padahal kita sesama anak bangsa yang membuat perpecahan itu sendiri terjadi. 

Untuknya rawat lagi tali utuh persatuan dan janganlah terpecah oleh nurani dan ambisi hati yang tak berkesudahan saling memusuhi antar sesama. Kemerdekaan kali ini perlu dirayakan dengan terobosan dan pemecahan masalah bangsa yang bertumpuk-tumpuk tak ada habisnya. 

Ironi Kemerdekaan Hari ini

Per tahun ini kita merayakan kemerdekaan yang ke 79 tahun Indonesia dinyatakan sebagai negara merdeka. Tapi ironinya republik kita menyisakan catatan pahit segudang permasalahan. Jika di atas kita membahas kegaduhan dan banyak PR besar lainnya. Di akhir tulisan ini sayang mencatat satu ironi dari aspek lingkungan. Semoga jadi renungan bersama di hari kemerdekaan. 

Mari kita perhatikan bersama akhibat konsesi lahan tambang keutuhan NKRI terancam. Sebuta saja sejak 2011 kira2 hampir 15 tahun lalu data kementrian kelautan dan perikanan menyebutkan 28 pulau kecil di Indonesia telah tenggelam dan 24 pulau terancam hilang. Hal ini diakibatkan terbitnya 164 izin tambang di tahun itu. 

Sebuah ironi dan catatn penting di hari kemerdekaan. Sebagai refleksi dan salam kemerdekaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun