Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Editor, Writer and Founder of sisipagi.com

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Inter terlalu Rapuh untuk City yang Tangguh (Sejarah Emas City: Juara Champion)

11 Juni 2023   04:12 Diperbarui: 11 Juni 2023   04:20 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada final Liga Champions 2023 yang diadakan hari ini antara Manchester City dan Inter Milan, pertandingan dimulai dengan sengit. Selama 20 menit pertama, kedua tim saling serang namun belum ada gol yang tercipta. Di menit ke-20, serangan pertama dari Martinez, pemain depan Inter, mengancam pertahanan Manchester City, namun belum berhasil mencetak gol. Pertandingan semakin memanas di menit ke-23 ketika terjadi benturan keras terhadap Dimargo.

Hampir saja terjadi kesalahan fatal bagi kiper Manchester City, Henderson, di menit ke-25. Namun, tembakan Haalan di menit ke-26 berhasil diblok oleh Onana. City terus menggempur pertahanan Inter, namun Inter berhasil membangun pertahanan yang kokoh. Kejutan terjadi ketika Kevin De Bruyne diganti oleh Foden setelah ditarik keluar oleh Pep Guardiola.

Ancaman gol dari Akanji menjelang akhir babak pertama juga belum menghasilkan gol untuk laga final yang sengit ini. Memasuki babak kedua, di menit ke-47, suhu pertandingan kembali meningkat ketika Silva mengalami benturan keras dengan Martinez. Pertandingan semakin memanas ketika Gundogan ditabrak pada menit ke-50. Gemuruh suporter Inter semakin terdengar ketika Lukaku masuk menggantikan Dzeko di menit ke-56.

Semakin memanas ketika Barella melakukan tekel keras terhadap Foden di dekat garis gawang Inter. Gol keras dari Rodrigo setelah serangan dan tekanan dari City tercipta di menit ke-67, sehingga Manchester City unggul 1-0. Inter mencoba membalas namun hampir saja mencetak gol di menit ke-70. Hingga menit ke-80, Inter masih belum berhasil mencetak gol dalam laga final yang begitu panas ini.

Kejadian konyol terjadi ketika Stones robek bajunya saat bergumul di gawang Inter, dan akhirnya digantikan oleh Walker. Pertandingan semakin memanas dan Lukaku harus menerima kartu kuning. Pada menit ke-88, Inter memiliki peluang emas namun gagal mencetak gol karena faktor keberuntungan masih berpihak kepada City. Selain itu, pertahanan City terlalu tangguh bagi lini depan rapuh Inter. Tendangan Lukaku melesat tanpa arah, dan serangan Inter tidak memiliki konsep dan visi yang efektif.

Hingga tambahan waktu 5 menit, Inter tidak mampu mencetak gol melawan City. Akhirnya, Manchester City keluar sebagai juara dan meraih treble winner musim ini. Mereka juga meraih gelar juara Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah klub. Kemenangan ini membuktikan kekuatan dan ketangguhan City yang sulit dihadapi oleh lawan-lawannya. Sementara Inter harus menerima kekalahan dengan permainan yang rapuh di lini depan mereka.

Salam Sepak Bola 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun