Berawal dari sebuah maqolah yang berujar penuh arti,
laisal firoqi lil firoqi walakinnal firoqi lissyauqi
mari kita tilik maksud hati sebuah perkataan arab ini
bahwa, tidaklah perpisahan itu disebut perpisahan melainkan perpisahan adalah jembatan kerinduan itu sendiri.
Kisah perpisahan itu hanyalah bangunan dan jembatan rindu
sebabnya titah rindu dan pesan rindu itu salam cinta
bibir yang basah oleh basuh doa-doa para 'perindu'
jangan sedihkan perpisahan maka terima dengan lapang dada
Kabar "duka" kali ini tentang bulan mulia
tentang bulan penuh rahmat dan doa-doa
tentang dendang alunan paling indah lagi mesrah
bulan yang berkisah romantis akan cinta Ilahi tiada tara Â
Sudah dipeghujung, maka tetaplah bersahabat
bersahabatlah pada doa-doa malam yang panjang
merangkullah terus mushaf alias bacaan lirih tartilmu saban hari
jadilah sahabat dan bangunlah jembatan rindu walau ia menepi
Sungguh wahai bulan paling purnama kian mulia
kepergianmu adalah duka paling riuh
hati bergemuruh sedih dibalik tengadah doa
relakah kau pergi meninggalkan diri si pengemis magfirah dan afwa?
Laisal firoqi lil firoqi tidaklah perspisan itu sebuah perpisahan
kita sedang tidak berpisah dengan bulan mulia
walakinnal firoqi lissyauqi tapi perpisahan itu jembatan kerinduan
kita semua sedang menata jembatan rindu dengan rakit kebajikan
Seduka apapun maka relakan dia pergi
bangun selalu jembatan rindu tak bertepi
bersahaja dan bersahabatlah di damai hati
pada sejuk embun pagi biarlah jadi saksi Â
Albar, Penghujung Ramadan
Menara Tower Masjid Kampus UGM Lantai 1Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H