Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Editor, Writer and Founder of Books For Santri (Khujjatul Islam Boarding School)

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi

Tulisan "Tua"

1 April 2023   04:27 Diperbarui: 1 April 2023   05:55 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sebuah ilham mengilhami diriTentang alam bawah sadar literasi
Dimana lagi aku kan mencari?
Tentang dikau (tulisan) 'purba', tua kian pasti

Abad pertengahan tentara mongol itu
Memusnahkan buku-buku
Sungai di lorong Baghdad jadi saksi bisu
Airnya bertintakan hitam 'tua' membiru

Sedemikian kejinya bala tentara
Memusnahkan tulisan "tua"
Tinta sejarah, pun falsafah musnah!
Kian kebodohan zaman jadi nyata

Kisah di negeri nusantaraku serupa
Babad, serat, sastra, hikayat dan lagi, tulisan "tua"
700-san ribu jilid naskah-naskahnya
Dicuri oleh penjajah dari negeri Belanda

Di negeri orang dan negeri ini
Kehilangan alam literasi
Itu artinya hilanglah jati diri
Inikah penyebab negeriku terjajah kebodohan tak bertepi?

Albar,
Yogyakarta.
Tertanda di bulan mulia, berharapa tulisan "tua" itu kembali lagi.

Catatan Penting:

Tradisi menulis dan dunia literasi kita sejak dahulu kala sangatlah kaya. Babad, Serat, Hikayat-hikayat, Falsafah dan banyak lagi. Kesemuanya dimusnahkan oleh penjajah, dicuri dan banyak penulis babad dibunuh. Keji bukan? Untuknya sudah saatnya kita menggali tinta sejarah ini. 

Kita rindu ada Hamzah Fansuri ulama asal Aceh abad pertengahan yang lebih hebat dari beliau sang pelopor sastra melayu bertonggak pada pemahaman tulisan-tulisan arab kunonya serta membunya nilai Ketauhidan tiap goresnya. Kita juga merindu ada Hamka yang sejuta kali lebih hebat darinya sebagaiaman amanat Hamka sendiri dalam bukunya "Pribadi Hebat" bahwa anak negri ini harus jauh lebih hebat darinya sebagai ulama, sastrawan, jurnalis politisi kuat, orator dan banyak lagi, karya sastranya banyak dan tulisan tafsir Qurannya masih melegenda di dunia Islam berbagai negara Islam termasuk Indonesia negara yang berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Salam. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun