Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Editor, Writer and Founder of sisipagi.com

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kisah Kopi Negriku

11 Maret 2023   18:30 Diperbarui: 11 Maret 2023   18:45 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tersadarkan hari ini ternyata hari kopi Nasional. Wah muter otak baiknya nulis apa ya tentang kopi. 

Nulis seputar kopi yang kompleks takutnya bosen bahkan terkesan basi. Sore hari pun terpikirkan untuk ngopi di angkringan sebelum mempersiapkan alat-alat keberangkatan keluar kota untuk ziarah ke berbagai kota sekaligus menjalani misi penelitian dari kampus. 

Kehangatan sore, kepulan asap angkringan, menghangatkan suasana Sore itu. Ditambah ngobrol sembari seruput kopi ke bapak penjual angkringan. 

Obrolan kami bicarain fenomena sekitar, biasa langkah awal membuka obrolan hangat di angkringan hehehehe. Dan serunya bapaknya justru membuka obrolan yang lebih serius, saya mendengarkan tuturan beliau tentang sejarah. 

Beliau berujar, betapa Belanda itu menjajah berabad lamanya karena tanah kita subur. Tanam apa saja ya tumbuh. Sayangnya setelah merdeka kita masih terjajah secara ekonomi. Saya pun kaget, kritis dan menampar sekaligus pernyataan bapak di angkringan sore itu. 

Berbicara kesuburan tanah negri ini. Kepala saya mengarah ke hasil-hasil kopi negri ini memang benar adanya tumbuh di tanah subur. Rasa kopi-kopi kita enak dari berbagai daerah. Jawa, Sumatera, Sulawesi, Papua bahkan Kalimantan belakangan juga sudah mulai ditemukan varian biji kopi yang enak di sana. 

Intinya kita kaya. Sekecil pulau dewata saja punua kopi fenomenal yang biasa dinamakan Bali Kintamani. 

Kopi di Bawah oleh Kolonial?

Wah kalau pandangan bahwa kopi itu dibawah oleh kolonial Belanda tahun 1800-san. Izinkan saya keberatan dengan teori ini. 

Saya justru memiliki pandangan sendiri. Bahwa kopi itu sudah lama ada sejak Nusantara nan subur ini ada. Kesuburan tanahnya sudah lebih dahulu tersajikan jauh sebelum negri kolonial itu menjajah. 

Jika ingin membantah pandangan saya. Kita boleh berdebat keras. Draft penelitian tentang sejarah panjang kopi di negri ini saya persiapkan. 

Bocorannya, novel perdana saya "Romansa Sewindu" yang terbit dalam waktu dekat ini akan menyinggung sejarah kopi di negri ini. Tentu dalam waktu dekat adalah mengikuti proses risetnya yang gak cepat dan gak semudah menyajikan mie instan. 

Intinya Kisah Kopi Negri ini kaya

Negri tercinta ini teramat kaya, khusus kopinya sangatlah kaya rasa. Menyicipi kopi luar sebutlah kenya, brazilian beans. Sehemat selera saya masih belum bisa mengalahkan organiknya rasa kopi gayo, kopi bone-bone asal Sulawesi. 


Selain rasa pastinya kaya akan sejarah kopi itu sendiri. Varian dari luar seperti kopi Abisiena dan lainnya yang tertanam di negri ini tak terpunhkiri. 

Yang pasti sejarah panjangnya, telah menemani para penikmat kopi. Sejak zaman bahula nenek moyang kita hingga abad baru ini dengan kopi filter dan mesin yang semankin canggih. 

Kopi kita selalu enak. Baik ditubruk atau menggunka paper filter penyajiannya. Kisah Kopi Negriku adalah kisah beselera dan bercita rasa tinggi. Juga kaya akan sejarah yang akan terus diperjuangkan. Pengungkapan sejarah panjang kopi di negeri ini. 

Salam. 

Albar, 11 Maret 2023

Tertanda Hari Kopi Nasional

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun