Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Editor, Writer and Founder of sisipagi.com

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kopi Pahit Kursi Goyang

16 Februari 2023   13:12 Diperbarui: 16 Februari 2023   13:19 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu kita mulai berdiskusi panjang. Banyak prihal yang kami diskusikan. 

Tinjauan psikologi, rangsangan filsafat, sejarah, bahkan melihat kembali realitas pesan keagamaan yang selalu mentah. 

Tempat itu bisa dibilang tempat ngopi yang enak dengan kursi goyangnya. Singgle origin kopi pahitnya terbilang nikmat. 

Keseruan malam semakin berlanjut untuk diskusikan beragam tema. Ada obrolan tentang keluarga. Saling mengenalkan latar masing-masing. 

Bukan untuk kepentingan apapun tapi tulus membungkus satu topik untuk analisa yang lebih jauh. 

Diawal kami sepakat, meminjam prinsip sukses Nas Daily. Bahwa kunci sukses setidaknya ada beberapa hal. Diantaranya: menerima dulu sepenuhnya bahwa memang hidup itu tak adil, mampulah berbahasa asing yaitu bahasa inggris, ubah pertemanan,bangun skill yang sedikit dimiliki oleh kebanyakan orang (unik). Dan yang terpenting tinggalkan kampung halaman. 

Beberapa aspek di atas pikirkan sendiri. Dan urai sendiri. Jangan buru-buru mengubah pertemanan dan meninggalkan kampung halaman. Tapi segera lakukan! Hehehe

Propagandis memang. Ini hanya satu perspektif. Anda bisa mencari perspektif lain dan baru. 

Biarkan saja kita mulai semua. Tidak hanya merangkai kata yang kekuatan kata-kata itu sendiri dahsyat. 

Tindakan adalah segalanya. Kata Thomas A Edison. 99% dintentukan oleh tindakan dan aksi nyata alias contoh atau keteladanan langsung. Otak hanya dibutuhkan 1%. 

Kembali! Malam dingin hingga dini hari itu. Bersama kursi goyang dan kopi pahit. 

Kami bercerita panjang. Sedikit menyinggung dunia kepenulisan. 

Pada dasarnya malam adalah cara kita berdiskusi. Di sudut lain ada yang mengisi malam dengan karya, sebut seniman dan penulis misal, ada juga memang waktu istirahat. Dan semua itu sah saja. 

Bahkan ada yang menyalami malam untuk berkenalan dengan dunia 'kelam'. Apakah ini salah. Ya tentunya saya tidak akan memberi jawaban salah dan benarnya. 

Bukan di mana peristiwanya yang penting, bukan apa yang dilakukan, yang penting adalah bagaiman mengambil dan menangkap pelajaran dari semua peristiwa yang dilewati. Itu yang penting bukan? 

Membersamai dunia kursi goyang dan kopi pahit ini tidak penting. Yang terpenting adalah mempelajari apa dengan situasi ditemani kenyaman kursi goyang dan nikmatnya kopi malam itu. 

Tapi boleh juga tuh. Kita coba kursi goyang dengan membaca habis sekali duduk tulisan Bung Hatta, bukunya "Alam bawah sadar Yunani". Untuk merampungkan draft buku saya berjudul, 'klitoris' itu bernama alam bawah sadar Yunani.

Sampai jumpa dan dan salam. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun