Banyak lagi tokoh-tokoh lain. “Virus” cinta dari Hadratussyaikh hingga hari ini masih terus tersebar.
Hari ini dimana satu abad NU berdiri. Mampukah kita para murid dari kiyai-kiyai termasuk Hadratusyaikh Hasyim Asy’ari melanjutkan cita-cita cinta yang luhur dan mulia.
Tentu cinta ini diinspirasi dari keagungan cinta Baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga para pembaca, merasakan cinta, kelak kita dipertemukan oleh cinta, dan bermuara akhir di kehidupan setelahnya dengan muara cinta. Alias senantiasa meminta Rahmat dari Sang Maha Kasih Ilahi Rabbi.
Jalaluddin Rumi mengingatkan, “meskipun akhirat dan Allah tidak terbesit dalam benakmu. Semua itu tersimpan dalam cinta dan tersebut di sana”.
Rummi hanya mengingatkan betapa Rahmat Allah itu luas tak terbatas. Cintanya abadi dan selamanya akan 'betengger'.
Kita kemudian memahami sajak cinta Hadratussyaikh kali ini. Ia merenungi takdir Allah. Bahwa cinta sudah tercatat rapi di lauhulmahfudz. Sudah ditakdirkan sebelum manusia lahir ke muka bumi.
Untuknya. Mari tidak mendagkalkan cinta, cintailah sesama umat manusi. Bangunlah peradaban cinta. “Virus” cinta harus segera disebarkan.
Salam satu Abad Nahdatul Ulama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H