Untuknya dalam catatan sejarah kemerdekaan. NU mengambil peran penting, tentunya bersama pergerakan lain yang bersatu padu menjaga martabat bangsa.Â
Saat agresi mileter II kala Belanda ingin merebut kemerdekaan Indonesia di tahun 1948. Bung Karno datang ke Hadratussyaikh selaku pendi NU dan kiyai yang memiliki keilmuan kuat sebagai ulama.Â
Bung Karno meminta fatwa tentang pembelaan tanah air. Maka Hadratussyaikh tegas menjawab bahwa memebela tanah air itu wajib hukumnya.  Dan resolusi jihad pun tercipata.Â
Santri pun digerakan bersama-sama membela tanah air. Bung Tomo yang berlatar santri itu menyuarakan terikan merdeka beriring seruan takbir. Dan agresi ini digagalkan.Â
Begitulah keulamaan NU yang kokoh. Sekelumit cerita ini semoga mampu membawa kita semua untuk lebih mencintai ulama. Dari manapun benderanya, ulama tetaplah ulama yang perlu dijaga sebagai aset bangsa.Â
NU dan spirit keulamaannya semoga berabad-abadi terus melahirkan ulama yang berisi dan daging semua. Ini doa saya di momen Nahdatul ulama memasuki satu abad berdirinya.Â
Salam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H