Mencoba mengingat-ngingat kembali hari-hari lalu. Sepintas waktu bersama rona wajah nian cantik itu.
Jikalau harus mengenangnya pasti kecewa. Konsekuensi cinta tentunya kekecawaan mendalam.
Pernah dan akan jatuh cinta. Bersiaplah untuk membasuh luka.
Kisah kami biarlah selesai. Menatap dan menuai dengan mata terbuka sadar betapa semuanya tak harus bersama.
Aku selalu katakan padanya jadilah terang. Jangan mengutuk gelap malam!
Sebab terlalu singkat hidup ini bukan? Menjadi terang saja kita tergopah karena terkadang secercah cahaya harapan untuk diri belum bisa dipayakan.
Menjadi terang adalah pilihan. Dan membuang jauh-jauh segala kecewa adalah cercah harapan.
Bilang saja pada dunia kecewa. Selesai. Jika menghampiri hari-hari lagi, jadikan kecewa sebagai teman perjalanan dan jika dia lelah sendiri. Lambaikan tangan dan katakan SELESAI.
Inilah kisah yang pasti menuai tua. Kecewa menyapa hingga senja, baiknya selimut malam ia memaksa sejenak kita semua menutup mata. Dan melupakan segala luka. Walau itu sejenak.
Akhirnya, semua bermuara pada prahara waktu ujuang hari dan kabut kelam malam bisa juga jadi sahabat paling setia.
SELESAI.
Salam:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H